kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ICP Januari 2018 naik hampir US$ 5 per barel


Minggu, 04 Februari 2018 / 22:32 WIB
ICP Januari 2018 naik hampir US$ 5 per barel
ILUSTRASI.


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengikuti tren harga minyak dunia yang terus meningkat sejak pertengahan tahun lalu, Indonesia Crude Price (ICP) ikut naik. Bahkan, ICP Januari 2018 naik hampir US$ 5 per barel dibandingkan ICP Desember 2017.

Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, dari hasil perhitungan Formula ICP, harga rata-rata ICP minyak mentah Indonesia bulan Januari 2018 mencapai US$ 65,59 per barel atau naik sebesar US$ 4,69 sebarel dari US$ 60,90 per barel pada Desember 2017. Sementara, ICP SLC bulan Januari 2018 mencapai US$ 65,83 per barel atau naik sebesar US$ 4,64 sebarel dari US$ 61,19 per barel pada Desember 2017.

Peningkatan rata-rata minyak mentah Indonesia tersebut, sesuai dengan perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada Januari 2018 dibandingkan Desember 2017. Seperti Dated Brent naik sebesar US$ 4,99 per barel dari US$ 64,19 per barel menjadi US$ 69,18 per barel.

Brent (ICE) naik sebesar US$ 4,99 per barel dari US$ 64,09 per barel menjadi US$ 69,08 per barel. WTI (Nymex) naik sebesar US$ 5,72 per barel dari US$ 57,95 per barel menjadi US$ 63,67 per barel.

Basket OPEC naik sebesar US$ 4,82 per barel dari US$ 62,06 per barel menjadi US$ 66,88 per barel.

"Peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu kesepakatan pembatasan produksi antar negara-negara OPEC dan non OPEC di akhir November 2017," menurut Tim Harga Minyak Indonesia seperti dikutip dari www.migas.esdm.go.id pada Minggu (4/2).

Selain itu, berdasarkan publikasi IEA (International Energy Agency)  Januari 2018 diketahui adanya produksi minyak mentah dari negara-negara OPEC pada Desember 2017 yang turun dibandingkan November 2017 sebesar 0,06 juta bph, dari 39,18 juta bph menjadi 39,12 juta bph

Sementara produksi minyak mentah dari negara-negara non OPEC pada Desember 2017 menurun dibandingkan bulan November 2017 sebesar 0,35 juta bph, dari 58,95 juta bph menjadi 58,60 juta bph.

Faktor lainnya adalah berdasarkan publikasi OPEC bulan Januari 2018 disebutkan poyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2018 meningkat sebesar 0,06 juta bph dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya menjadi sebesar 98,51 juta bph. Jumlah rig di Amerika Serikat pada bulan Januari 2018 mengalami penurunan dibandingkan dengan Desember 2017 sebesar 7 rig, dari 931 rig menjadi 924 rig.

Selanjutnya berdasarkan laporan EIA (Energy Information Administration) – USA di bulan Januari 2018, tingkat stok minyak mentah komersial Amerika Serikat selama bulan Januari 2018 berkurang dibandingkan stok di Desember 2017 sebesar 6,1 juta barel menjadi 418,4 juta barel.

Sementara itu, tingkat stok distillate fuel oil Amerika Serikat selama Januari 2018 menurun dibandingkan dengan stok Desember 2017 sebesar 0,9 juta barel menjadi 137,9 juta barel. "Meningkatnya permintaan heating oil di Amerika Serikat akibat musim dingin menjadi faktor lainnya," menurut Tim Harga Minyak Indonesia.

Selain itu, melemahnya nilai tukar dollar AS dibandingkan mata uang lainnya khususnya Euro.

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi antara lain, meningkatnya permintaan minyak di Vietnam bersamaan dengan menurunnya suplai minyak di negara tersebut. Selain itu meningkatnya crude oil throughput pada refinery di Korea Selatan, Taiwan dan Cina, serta terjadinya ledakan pada gasoil production unit yang memproduksi 200.000 bpd di Taiwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×