kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hutama Karya: Mestinya jembatan tol Suramadu bisa menambah ekuitas


Jumat, 09 November 2018 / 18:48 WIB
Hutama Karya: Mestinya jembatan tol Suramadu bisa menambah ekuitas
ILUSTRASI. Presiden Jokowi


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Hutama Karya awalnya berencana untuk memanfaatkan memonetisasi Jalan Tol Jembatan Suramadu untuk penambahan ekuitas pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.

Skema awalnya, ketika Hutama Karya memperoleh hak pengoperasian Jalan Tol Jembatan Suramadu yang diserahkan PT Jasa Marga, hasil pengoperasian itu bakal digunakan untuk pembangunan Jalan Tol Lingkar Timur Surabaya.

Kemudian ketika dua jalan tol itu, yakni Jembatan Tol Suramadu dan Jalan Tol Lingkar Timur Surabaya sudah beroperasi, keduanya bakal dimonetisasi untuk tambahan ekuitas pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.

Sebelumnya, Hutama Karya menyebut untuk merampungkan 12 ruas (1.568 kilometer) Trans Sumatera yang menjadi prioritas, total investasi yang dibutuhkan adalah Rp 262 triliun. Untuk keperluan itu, diperlukan ekuitas Rp 179 triliun dan saat ini baru terpenuhi Rp 53 triliun.

Tahun depan, perusahaan pelat merah ini berencana memulai pembangunan di enam ruas baru setelah mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) 2019 sebesar Rp 10,9 triliun.

Adapun enam ruas itu adalah Medan-Aceh (470 km), Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat (143 km), Palembang – Tanjung Api-api (70km), Kisaran-Indrapura (47 km), Padang-Pekanbaru (255 km), dan SP Indralaya-MuaraEnim (88 km).

Untuk melengkapi kebutuhan ekuitas 12 ruas Trans Sumatera, Hutama Karya pun berencana melakukan monetisasi asetnya. Salah satu dana itu berasal dari monetisasi aset Jalan Tol Jembatan Suramadu. “Dari pengoperasian Jembatan Tol Suramadu Rp 1 triliun,” ungkap Anis Anjayani, Direktur Keuangan Hutama Karya kepada Kontan.co.id pada Jum’at (9/11).

Sumber lainnya yakni berasal dari monetisasi Jalan Tol Akses Tanjung Priok sebesar Rp 4,5 triliun. Jika ditotal dengan monetisasi aset Jembatan Tol Suramadu, total dana yang diperoleh dari monetisasi aset awalnya diperkirakan sebesar Rp 5,5 triliun. “Yang Rp 4,5 triliun sudah berjalan melalui sindikasi MUFG Bank, SMI, ICBC, dan Bank Permata,” tambah Anis.

Nah, karena kini Jalan Tol Jembatan Suramadu digratiskan pemerintah, maka Hutama Karya kini melakukan kajian untuk potensi yang tersisa dari Jalan Tol itu. “Apabila sudah tidak ada potensi, kami akan mengajukan tambahan penyertaan modal negara (PMN) yang lebih dari kajian sebelumnya untuk menutup kebutuhan ekuitas,” tambahnya.

Sementara untuk Jalan Tol Lingkar Timur Surabaya, kata Anis belum ada ketetapan terkait kapan pembangunan jalan tol itu dimulai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×