kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

HET kurang efektif menurunkan harga komoditas


Jumat, 10 November 2017 / 12:51 WIB
HET kurang efektif menurunkan harga komoditas


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk empat komoditas pangan strategis seperti beras, gula pasir, minyak goreng, dan daging beku belum menunjukkan hasil yang signifikan. Sebab, walaupun harga eceran tertinggi sudah ditetapkan, kenyataannya harga empat komoditas pangan itu rata-rata masih tinggi, bahkan di atas HET. Mari kita bahas satu persatu:

- Beras

Kemdag menetapkan duaHET beras yakni beras medium dan premium. HET ini pun dibagi dalam berbagai wilayah. Untuk Jawa, Lampung, dan Sumatera Utara HET beras medium Rp 9.450 per kilogram (kg) dan beras premium Rp 12.800 per kg.

Selisih HET antara beras medium dan premium yang tak terlalu besar ini membuat banyak produsen beras yang lebih berminat untuk menjual beras premium di pasaran. Kondisi inilah yang membuat harga beras premium di Pasar Induk Beras Cipinang saat ini hanya Rp 11.000–Rp 12.000 per kg atau di bawah HET.

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengatakan, harga beras medium lebih tinggi dari HET disebabkan karena pasokan beras medium yang makin menipis. "Kami harus menambah stok beras medium saat ini karena stok beras yang ada mayoritas jenis premium melimpah," ujar Arief, kepada KONTAN, Kamis (9/11).

Pasokan beras di PIBC per Rabu (8/11) sebanyak 47.051 ton atau di atas 30.000 ton sebagai ambang batas pasokan.

- Gula Pasir

Jika di beras, kebijakan HET menyebabkan kepincangan, lain lagi di gula. Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Gula Indonesia (APGI) Pieko Nyoto Setiadi, dengan berbagai kekurangannya, HET gula pasir yang ditetapkan pemerintah bisa dikatakan berhasil menurunkan harga gula di pasaran. "HET gula menurut saya berhasil karena sekarang tidak ada lagi gula yang dijual di atas Rp 12.500 per kg, terutama di pasar ritel modern," ujar Pieko.

Keberhasilan penetapan HET gula terjadi karena pasokan gula dari pabrik gula BUMN dan petani tebu cukup baik sehingga pasar tak kekurangan pasokan.

- Minyak Goreng

Sedangkan untuk minyak goreng, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga bilang, HET minyak goreng berhasil ditetapkan di pasar ritel modern, namun tak terlalu efektif diterapkan di pasar tradisional.

Dengan HET sebesar Rp 10.500 per liter untuk curah dan Rp 11.000 untuk kemasan per liter. "Banyak pedagang tradisional menjual minyak goreng dengan harga sesuka mereka," ungkapnya.

- Daging Beku

Lalu HET daging beku impor yang ditetapkan Rp 80.000 per kg tidak berhasil turunkan harga daging sapi segar. Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawimenganggap kebijakan ini gagal. "Keberhasilannya hanya sekitar 10%," ujarnya. Hal itu terjadi karena selera daging sapi segar lebih besar, sehingga HET kurang efektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×