kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Gas Industri Turun, Harga Gas PGN Direvisi


Rabu, 04 Juli 2012 / 06:00 WIB
Harga Gas Industri Turun, Harga Gas PGN Direvisi
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia.


Reporter: Petrus Dabu, Azis Husaini |

JAKARTA. Naik bersama, turun pun bersama-sama. Itulah beleid harga gas. Pekan kemarin, pemerintah telah menurunkan harga jual gas dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk ke industri di Jawa Barat. Sebentar lagi, pemerintah juga akan menurunkan harga jual gas dari operator blok gas alias Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ke PGN.

Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudi Rubiandini, pemerintah saat ini sedang menggodok harga baru dari pemasok ke PGN. "Perubahan harga tersebut akan diputuskan dalam pekan ini, sesuai dengan perundangan," ungkap Rudi, Selasa (3/7).

Sekadar berkilas balik, pada 1 Mei 2012, PGN menaikkan harga gas ke industri dari US$ 6,7 per mmbtu menjadi US$ 10,13 per mmbtu atau naik 55%. Lantaran banyak protes dari kalangan pebisnis, pemerintah memangkas kenaikan harga gas dari PGN.

Hasilnya 1 September 2012, harga gas industri naik 35%. PGN boleh menaikkan lagi harga gas industri 15% mulai 1 April 2013.

Pada akhirnya, harga gas industri naik 50% dari harga sebelum 1 Mei 2012. Artinya, pemerintah memangkas 9% dari rencana kenaikan awal.

Usai keputusan itu, giliran PGN ngedumel. Sebab, kata PGN, kenaikan harga jual gas ke industri sekadar mengimbangi keputusan ConocoPhillips dan Pertamina EP, dua pemasok gas ke PGN, yang menaikkan harga jualnya.

ConocoPhillips menaikkan sekitar 203% harga gas ke PGN menjadi US$ 5,61 per mmbtu. Sementara Pertamina EP menaikkan harga gas ke PGN sekitar 147% menjadi US$ 5,5 per mmbtu.

Lantaran itu, pemerintah pun akan menurunkan harga jual dari KKKS ke PGN. Memang, kata Rudi, penurunan harga gas, baik dari KKKS ke PGN maupun dari PGN ke industri, akan menurunkan pemasukan ke negara. "Tapi yang penting industri maju dan tidak terganggu," ungkap dia.

Legakah PGN dengan keputusan ini? Riza Pahlevi Tabrani, Direktur Keuangan PGN, berharap, kenaikan harga gas dari kontraktor ke PGN sama dengan pola kenaikan harga gas dari PGN ke industri. Jadi, harganya naik sebesar 50% secara bertahap hingga April 2013. "Kami menunggu saja keputusannya," ujar Reza.

Sekretaris Perusahaan PGN, Heri Yusuf menambahkan saat ini PGN masih menunggu kepastian dari pemerintah soal harga gas di hulu ke PGN. "Kalau di pembahasan, akan disesuaikan, tetapi kami minta kejelasan pemerintah seperti apa penyesuaian itu karena harga di hulu ditentukan pemerintah," ujarnya.

PGN bangun pipa

Sembari menunggu kepastian penurunan harga pasokan gas, PGN tetap melanjutkan proyek pembangunan jaringan pipa gas. Menurut Heri, pekan ini PGN akan meresmikan pembangunan pipa Bojonegoro-Cikande sepanjang 33 kilometer (km).

Menurutnya, saat ini panjang pipa yang sudah dibangun PGN mencapai 5.800 km dengan total investasi US$ 2,5 miliar. "Kalau investasi yang Bojonegoro-Cikande harus saya hitung dulu," katanya.

Dia menjelaskan, jalur pipa gas ini akan mengalirkan gas ke sejumlah industri di kawasan Banten dan sekitarnya. "Bahkan mungkin Mungkin nanti juga bisa untuk memenuhi kebutuhan gas industri di Jakarta, sebab bisa dibangun transmisinya dari sana," katanya.

Selain industri, PGN akan membangun jaringan pipa gas ke pelanggan rumah tangga. Saat ini jumlah pelanggan gas segmen rumah tangga masih sangat minim.

Tercatat jumlahnya sampai sekarang hanya sekitar 100.000 rumah tangga yang sudah menjadi pelanggan gas dari PGN. "Kami ingin menambah menjadi 1 juta pelanggan," kata Heri.

Direktur Utama Perusahaan Gas Negara, Hendy Prio Santoso, menambahkan, potensi pasar gas rumah tangga sebenarnya amat besar. Meskipun, di mengakui para pelanggan segmen ini hanya membayar sekitar Rp 40.000 per bulan.

Itu sebabnya, PGN akan berekspansi di segmen ritel tersebut dengan membangun jaringan pipa gas ke rumah tangga. Pembangunan pipa gas ini akan bekerjasama dengan pemerintah daerah. "Sementara sistem pembayarannya bekerjasama dengan PT Arta Jasa," kata Hendy beberapa waktu lalu. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×