kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga ayam sudah turun, tapi peternak masih terbebani biaya produksi


Selasa, 31 Juli 2018 / 22:26 WIB
Harga ayam sudah turun, tapi peternak masih terbebani biaya produksi
ILUSTRASI. Rumah Pemotongan Ayam


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga ayam telah berangsur turun, namun hal ini tidak menjadi berita baik bagi peternak. Pasalnya biaya produksi masih tinggi sehingga perternak ingin adanya revisi harga acuan.

Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko menyatakan kini harga telur dalam pantauannya telah turun ke Rp 18.000 per kilogram setelah sempat mendaki ke Rp 30.000 per kg paska lebaran dan teguran Menteri Perdagangan dua pekan silam. Tapi harga bisa naik lagi karena terbebani harga pakan yang masih mahal, inflasi dan beban logistik.

"Kini harga sudah sesuai referensi tapi peternak masih rugi, jadi kita harapkan harga referensi bisa dinaikkan ke Rp 20.000 - Rp 22.000 per kg karena harga pakan naik dan performance tidak optimal, serta transportasi mau naik," kata Singgih kepada Kontan.co.id, Selasa (31/7).

Singgih melanjutkan, pihaknya tengah menyusun permintaan untuk meminta Kementerian Perdagangan merevisi harga referensi tersebut. Pasalnya harga saat ini tidak menutup biaya produksi yang umumnya Rp 1.500 - Rp 2.500 lebih mahal daripada harga jual.

Lebih jauh lagi, harga pakan juga terus naik. Untuk sumber pakan lokal, jagung kini mencapai Rp 4.500 per kg, padahal bulan lalu di Rp 3.500 per kg.

Sedangkan dari sisi industri perunggasan komersil, Singgih mengkritisi industri besar memiliki infrastruktur dan permodalan yang lebih kuat. "Dari sisi supply chain mereka lebih kuat, dan mereka juga jual pakan ke petani jadi untungnya berlibat lagi," katanya.

Menanggapi hal tersebut, Achmad Dawami Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Indonesia (GPPU) menimpali bahwa disparitas harga pokok produksi dan harga jual terus jadi masalah di peternak.

Menurutnya harga hpp yang sehat di broiler, adalah Rp 18.500 - 19.000 per kilogram dan itu belum ada keuntungan. Kemudian harga hpp layer juga di kisaran yang sama.

"Peternak hanya bisa berharap penurunan harga jangan sampai kebablasan, karena kalau hpp itu memang harus diperjuangkan peternak agar mereka bisa untung," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×