kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gencar koordinasi, Kemenkes pastikan stok tabung oksigen untuk sektor medis aman


Jumat, 25 Juni 2021 / 17:16 WIB
Gencar koordinasi, Kemenkes pastikan stok tabung oksigen untuk sektor medis aman
ILUSTRASI. Kementerian Kesehatan memastikan stok tabung oksigen untuk sektor medis masih cukup memadai.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belakangan ini isu kelangkaan tabung oksigen di rumah sakit terus mencuat di tengah lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Kementerian Kesehatan pun memastikan, stok tabung oksigen untuk sektor medis masih cukup memadai.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, saat ini kapasitas produksi tabung oksigen di Indonesia mayoritas ditujukan untuk sektor industri dengan porsi 75%, sedangkan 25% sisanya untuk sektor medis.

Nah, berhubung kebutuhan tabung oksigen di rumah sakit tengah melonjak, para produsen telah berkomitmen dan menyanggupi pengalihan kapasitas produksi tabung oksigen dari sektor industri ke sektor medis.

“Untuk kebutuhan industri bisa diisi oleh perusahaan-perusahaan tabung oksigen asing lainnya. Jadi, ada satu perusahaan tabung oksigen lokal yang bisa produksi hampir 95% dari oksigen di RS,” jelas Budi saat jumpa pers virtual, Jumat (25/6).

Baca Juga: Antisipasi Covid-19, Kemenperin pastikan stok tabung oksigen di dalam negeri aman

Dihubungi terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati memastikan, produsen tabung oksigen tetap menjual produknya ke sektor medis dengan harga normal walau ada kenaikan permintaan. 

“Dari pihak produsen menyatakan tidak ada kenaikan,” ujar dia kepada Kontan.co.id, hari ini (25/6).

Lebih lanjut, Menkes menyebut, masalah tabung oksigen juga berkaitan dengan kesiapan logistiknya. Khusus di Pulau Jawa, terdapat 4 pabrik tabung oksigen di Jawa Barat, 1 pabrik di Jawa Tengah, dan 4 pabrik di Jawa Timur.

Beberapa waktu lalu sempat ada isu yakni operasional pabrik tabung oksigen di Jawa Tengah tersendat akibat gangguan listrik. Lantas, pemerintah sudah berkoordinasi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk menjaga suplai listrik di pabrik-pabrik tabung oksigen supaya bisa beroperasi penuh tanpa gangguan.

Selain itu, apabila suatu wilayah terjadi kekurangan tabung oksigen, maka suplai nya akan diperoleh dari wilayah lainnya yang masih memiliki pasokan tabung oksigen berlebih. Pemerintah pun telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk memastikan arus pergerakan logistik tabung oksigen berjalan lancar.

Baca Juga: Pemerintah diminta rilis protokol isolasi mandiri dan bagikan alat bantu

“Logistik ini pergerakannya aman. Tidak ada masalah perihal ODOL (over dimension and overload) pada truk pengangkut tabung oksigen,” imbuh Budi.

Dia menambahkan, pihak rumah sakit perlu memperhatikan keterisian tabung oksigen. Khususnya bagi rumah sakit kecil yang notaben memakai oksigen dengan beberapa tabung kecil. Sebab, dengan adanya peningkatan kebutuhan oksigen di rumah sakit, otomatis tabung oksigen tersebut akan lebih sering diisi ulang.

“Banyak RS yang minta tabung oksigennya ditambah, padahal itu yang tidak perlu. Tabung ini bisa diisi ulang, walau intensitasnya bakal lebih sering. Tadinya sebulan sekali, sekarang seminggu atau beberapa hari sekali. Sama seperti halnya tabung LPG,” pungkas Budi.

Selanjutnya: Tambah kapasitas RS akibat lonjakan Covid, pemerintah gunakan asrama haji hingga RSJ

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×