kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,25   -8,11   -0.87%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi loyo, bisnis pameran masih menggeliat


Rabu, 07 Oktober 2015 / 11:38 WIB
Ekonomi loyo, bisnis pameran masih menggeliat


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bisnis pameran masih menggeliat di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang tengah melambat. Justru pebisnis di bidang konvensi pameran atawa meetings, incentives, conferences, and exhibitions makin getol berpameran agar membantu perusahaan berpromosi untuk mendongkrak penjualan.

"Kalau kondisi perekonomian sedang menurun malah harus banyak kegiatan pameran," kata Effi Setiabudi, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) kepada KONTAN, (1/10).

Biasanya jadwal penyelenggaraan pameran makin ramai tiga pekan setelah Lebaran sampai 15 Desember. Pertengahan Desember–Januari, kegiatan pameran berkurang karena berbarengan dengan musim liburan akhir tahun.

Meski begitu, pebisnis pameran lebih selektif memilah-milah tema pameran untuk bisa menarik minat pengunjung. Seperti yang dilakukan Reed Panorama Exhibitions yang bakal menggelar pameran dengan tema yang tengah tren. Seperti pameran e-commerce, logistik, start up atau pameran komik.

Menurut Ramajanto Tirtawisata, Direktur PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR), induk usaha dari Reed Panorama, dengan pameran yang lebih spesifik, bisa menjaring pasar lebih tersegmentasi. Ia menyebut ada satu pameran tahunan yang mereka stop yaitu wedding expo "Karena pameran sejenis sudah menjamur," papar Ramajanto.

Kondisi tidak jauh berbeda juga terjadi pada PT Dyandra  Media International Tbk (DYAN). Perusahaan jasa konvensi ini mengklaim menangani banyak pameran tahun ini.

Meskipun kondisi perekonomian saat ini kurang menguntungkan bagi pebisnis, tapi tidak membuat klien Dyandra mengurangi atau menunda acara pameran yang sudah terjadwal. "Sekitar 90% pameran yang kami gelar sudah terjadwal tahunan, sisanya 10%, pameran baru," ungkap Daswar Marpaung, Sekretaris Perusahaan Dyandra Media International.

Optrimistis meningkat

Dengan kondisi seperti sekarang, pengusaha pameran berharap bisnis mereka tahun depan tetap bisa tumbuh positif. Manajemen Reed Panorama tiap tahun menargetkan menambah sekitar dua sampai tiga pameran baru. "Tahun ini, kami sudah menambah delapan sampai sembilan pameran baru," tandasnya.

Untuk tahun ini, Manajemen Reed Panorama memiliki beberapa agenda pameran yang terbukti mampu menjaring banyak pengunjung. Misalnya Franchise & Licence Expo Indonesia yang baru berlangsung pertengahan tahun ini bisa mendongkrak 50% jumlah pengunjung dari tahun lalu. Strategi lain mereka menjual tiket kepada pengunjung pameran dengan harga yang lebih terjangkau.

Tak beda jauh dengan Dyandra, klien pameran Reed Panorama sekitar 60%-80% klien rutin menggelar pameran saban tahun. Sisanya, 20%, berasal dari klien baru.

Meski bisnis pameran masih tumbuh, cuan dari bisnis pameran kecil. Pendapatan Panorama Sentrawisata di kuartal II-2015 tercatat Rp 1,99 triliun. Tapi kontribusi dari bisnis konvensi cuma Rp 3,66 miliar. Kalah jauh dari bisnis pariwisata.

Ia berharap, dengan strategi yang diterapkan, bisnis konvensi bisa memberi kontribusi hingga 20% ke pendapatan konsolidasi Panorama Sentrawisata dalam waktu lima tahun ke depan.

Porsi pameran yang masih mini juga tercermin di neraca Dyandra. Manajemen perusahaan dengan kode DYAN di bursa Efek Indonesia memprediksi penghasilan dari pameran tak akan jauh berbeda dengan tahun lalu. Sepanjang 2014, bagian dari Kelompok Kompas Gramedia yang sekaligus terafiliasi dengan KONTAN itu mencatatkan pendapatan konvensi sebesar Rp 112,34 miliar dari total pendapatan Rp 920,8 miliar.

Khusus tahun depan, Daswar memprediksi pendapatan konvensi bisa membesar. Ia mengklaim, saat ini sudah banyak perusahaan yang hendak menyelenggarakan pameran lewat DYAN. Dengan alasan masih mengalokasikan jadwal pemesanan lokasi, ia enggan menyebut jumlah klien.

Dalam prediksi Effi, bisnis pameran masih bisa tumbuh  dengan mulai beroperasinya gedung konvensi anyar yakni Indonesia Convention Exhibition (ICE) di BSD City, Serpong. Walhasil,  aktivitas pameran jadi makin bertambah padat lantaran makin banyak space untuk pameran. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×