kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Depresiasi rupiah bisa mengerek harga pakan ternak


Rabu, 05 September 2018 / 20:14 WIB
Depresiasi rupiah bisa mengerek harga pakan ternak
ILUSTRASI. Jagung pakan ternak


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Depresiasi rupiah berpotensi mempengaruhi harga pakan ternak. Pasalnya banyak komponen pakan ternak yang berasal dari impor.

Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Sudirman menyatakan posisi rupiah yang mendekati Rp 15.000 per dollar AS akan sangat mempengaruhi harga pakan.

"Terdepreasisnya rupiah secara instan akan menaikkan harga pakan, apalagi value impor kita 70%," kata Sudirman, Rabu (5/9).

Apalagi, benchmark kurs yang digunakan Sudirman adalah Rp 14.000 per dollar AS, yang artinya pihaknya bakal terus terkoreksi tiap kali melakukan impor. Karena itu, Sudirman melihat kebijakan atau langkah yang bisa menekan beban impor harus dilakukan.

Dalam hal impor, ia mendukung potensi penurunan beban impor akibat Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang menurunkan bea impor gandum Australia ke Indonesia. Apalagi harga jagung sedang relatif mahal karena produksi terseret kekeringan.

Menurutnya kini harga jagung telah naik ke kisaran Rp 5.300 per kilogram di Jawa Barat. Hal ini jadi beban apalagi pemerintah masih berkeras melakukan ekspor jagung dan menghentikan impor jagung.

"Sebenarnya jangan demi prestasi swasembada, impor jagung ditutup, tapi tentu saja program tanam harus tetap jalan. Tentu bisa disubstitusi dengan gandum, apalagi gandum tidak bisa ditanam di Indonesia," kata Sudirman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×