kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dari 20% masyarakat yang belum divaksin, sebagian besar beralasan takut efek samping


Senin, 02 Agustus 2021 / 13:38 WIB
Dari 20% masyarakat yang belum divaksin, sebagian besar beralasan takut efek samping
ILUSTRASI. Peserta menerima vaksin Covid-19 pada sentra Vaksinasi Merdeka di Polda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (31/07). Dari 20% masyarakat yang belum divaksin, sebagian besar beralasan takut efek samping.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Hasil survei Perilaku Masyarakat pada masa PPKM Darurat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, masih ada sebagian masyarakat yang belum mau melakukan vaksinasi. 

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, dari 212.762 responden BPS, sekitar 20% dari responden yang belum melakukan vaksinasi masih belum mau melakukan vaksinasi dengan alasan tertentu. 

“4,2% tidak mau karena tidak percaya efektivitas vaksin sementara 15,8% tidak mau karena khawatir dengan efek samping dari vaksin tersebut,” ujar Margo, Senin (2/8) via video conference.

Dari survei tersebut juga terungkap masih ada beberapa masyarakat yang belum melakukan vaksinasi dengan alasan-alasan lain. 

Baca Juga: Ada PPKM, BPS: Mobilitas masyarakat menurun

Sebanyak 32,5% dari responden yang belum melakukan vaksinasi, disebabkan oleh belum bisa menerima vaksin karena faktor kesehatan. Juga karena merupakan ibu hamil, dan terkendala sarana dan akses jalan yang sulit. 

Sementara itu, 26,3% responden yang belum vaksinasi masih mencari lokasi yang menyediakan kuota vaksinasi di sekitar tempat tinggalnya.  Sedangkan 21,2% responden yang belum melakukan vaksinasi, rupanya sudah terdaftar di sentra vaksinasi, tetapi masih belum gilirannya.

Sebagai tambahan informasi, survei yang dilakukan oleh BPS ini dilakukan pada 13 Juli 2021 hingga 20 Juli 2021 dengan menggunakan metode non-probability sampling yang disebarkan secara berantai (snowball). 

Dari 212.762 responden tersebut, sebanyak 55,2% adalah responden wanita dan 44,8% responden pria. Sebagian besar responden atau sekitar 71,3% responden berawal dari area Jawa-Bali dan 28,7% dari luar Jawa-Bali. 

Baca Juga: Kunjungan wisatawan mancanegara turun 7,71% pada Juni 2021

Survei pun diikuti sebagian besar oleh responden dengan latar belakang pendidikan DIV atau S1 yaitu mencakup 46,8% dari responden dan 29,6% dengan tingkat pendidikan SMA. Sisanya, tingkat pendidikan SD, SMP, DI, DII, DIII, S2, dan S3. 

Margo kemudian menegaskan, informasi yang dihasilkan merupakan gambaran individu secara sukarela yang berpartisipasi dalam survei. 

“Sehingga, ini tidak mewakili kondisi seluruh masyarkat suatu daerah atau seluruh Indonesia. Hasil yang disampaikan hanya mewakili orang-orang yang berpartisipasi dalam sensus online,” tandasnya. 

Selanjutnya: KIPI umumnya bersifat sementara, hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×