kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dalam penanganan pandemi, perlu penguatan pelayanan kesehatan primer


Kamis, 28 Januari 2021 / 13:50 WIB
Dalam penanganan pandemi, perlu penguatan pelayanan kesehatan primer
ILUSTRASI. Perlu penguatan pelayanan kesehatan primer dalam penanganan pandemi.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) Fathema Djan Rachmat mengatakan, berkaca pada penanganan pandemi corona saat ini, perlu bagi kita memperkuat primary healthcare atau pelayanan kesehatan primer.

“Bagaimana memberdayakan puskesmas, tim di daerah, kepesertaan masyarakat. Karena satu daerah bisa lebih mengenal anggota masyarakat sehingga lebih maksimal dalam tracing. Dalam proses tracing itu perlu kecepatan. Kolaborasi dan koordinasi akan memperkuat dan mempercepat proses tracing,” tutur Fathema dalam siaran pers pada Kamis (27/1)

Dengan percepatan tracing, testing, dan hasil PCR maka bisa secepatnya dilakukan isolasi dan treatment. Hal tersebut menjadi penting sekali untuk memutus rantai penularan corona.

“Karena kalau hanya terus menambah tempat tidur di rumah sakit saja maka tidak akan sanggup mengimbangi kecepatan penularannya,” imbuhnya.

Baca Juga: Kasus corona sudah lebih 1 juta, Jokowi minta karantina wilayah sampai RT/RW

Pandemi dapat diatasi dengan bersama-sama disiplin menjaga protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker) di semua lapisan masyarakat. Selain itu, Fathem menyebut vaksin juga sangat penting tetapi setelah vaksinasi tetap tidak bisa terlepas dari 3M.

"Jadi walaupun sudah divaksin tetap 3M. Vaksin untuk mencapai herd immunity akan memagari orang-orang yang tidak bisa divaksin karena usia atau penyakit dan atau faktor lain,” jelasnya.

Terkait vaksinasi, Fathema optimistis Indonesia akan mengalami percepatan. Dari data Fathema menunjukkan, kapasitas vaksinasi yang dapat dilakukan di Indonesia mencapai 16 juta orang per bulan.

"Hasil ini diperoleh dengan pengerahan 2.800 rumah sakit, 1.000 puskesmas, dan 8.000 klinik yang dimiliki. Dengan kapasitas dan kapabilitas tersebut, untuk mencapai 70% (182 juta) yang divaksinasi demi mencapai herd immunity harusnya bisa ditempuh dalam 5 bulan-6 bulan, bila vaksin tersedia," terangnya.

Kapasitas dan kapabilitas tersebut akan dapat maksimal ketika vaksinasi sudah memasuki fase dua dimana persediaan dan permintaan vaksin sudah seimbang. Saat ini, Fathema menyebut, masih di fase satu dimana permintaan tinggi namun stok terbatas karena kompetisi di level global.

"Dengan maksimalnya kapasitas dan kapabilitas vaksinasi, saya optimis pemulihan kesehatan dan ekonomi akan cepat kembali. Vaksinasi adalah kesempatan bangsa untuk bangun, pulih, dan kembali tumbuh,” kata Fathema.

Selanjutnya: Bio Farma targetkan 1,8 juta dosis vaksin untuk tenaga kesehatan selesai tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×