kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BUMN farmasi siap menelan insentif


Kamis, 07 April 2016 / 10:48 WIB
BUMN farmasi siap menelan insentif


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Janji pemerintah memberikan insentif kepada industri farmasi mendapat sambutan positif dari perusahaan farmasi pelat merah. Janji insentif pemerintah yang tertuang dalam Paket Kebijakan Jilid XI tersebut akan meringankan beban industri. 

Salah satu perusahaan farmasi yang bersiap mendapatkan insentif adalah PT Kimia Farma Tbk. Emiten berkode saham KAEF di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut berpeluang mendapatkan insentif karena sedang membangun pabrik bahan baku obat di Indonesia.

Insentif yang ditawarkan pemerintah berlaku jika industri membangun pabrik bahan baku, sesuai dengan isi Paket Ekonomi jilid XI. Nah, tahun ini Kimia Farma akan membangun pabrik bahan baku bekerjasama dengan perusahaan Korea Selatan, yakni Sungwun Pharmacopia.

Jika terealisasi, pabrik bahan baku obat ini berpeluang menjadi pabrik bahan baku farmasi pertama di Indonesia. "Saya sambut baik insentif itu, pemerintah mendorong kemandirian produksi bahan baku obat," kata Rusdi Rosman, Direktur Utama Kimia Farma, Rabu (6/4).

Tahun ini, manajemen KAEF memastikan akan memulai membangun pabrik bahan baku tersebut. Targetnya, pabrik tersebut kelar 1,5 tahun ke depan. Sesuai dengan rencana, pabrik baru 
itu akan memproduksi 15 jenis dari ratusan jenis bahan baku obat. Kehadiran pabrik bahan baku  itu, "Minimal bisa mengurangi 50% impor bahan baku," kata Rusdi.

Kendati janji insentif pemerintah itu menggiurkan, PT Indofarma Tbk belum memiliki rencana membangun pabrik bahan baku pada tahun ini. Menurut Yasser Arafat, Sekretaris perusahaan PT Indofarma Tbk, membangun pabrik bahan baku bukan pekerjaan mudah. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang untuk membangun pabrik bahan baku. 

Namun dia menyatakan,  Indonesia memang membutuhkan kehadiran industri bahan baku obat. Kehadiran industri bahan baku dibutuhkan guna mendorong kemandirian dan daya saing industri obat dan alat kesehatan dalam negeri. "Yang pasti kami masih siap-siap," ujar Yasser kepada KONTAN, Rabu (6/4).

Sembari menyusun rencana bisnis, Indofarma tahun ini mengklaim mendapat jatah lelang obat untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan nilai Rp 200 miliar. Meski lelang belum selesai, Indofarma yakin bisa menang dalam pengadaan obat generik tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×