kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berburu parfum dan produk khas Timur Tengah di Condet (3)


Minggu, 09 September 2018 / 07:00 WIB
Berburu parfum dan produk khas Timur Tengah di Condet (3)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Tingginya nilai tukar rupiah terhadap dollar membuat para pedagang pernak-pernik Timur Tengah di Condet, Jakarta Timur menjerit. Pasalnya, sebagian besar produk yang dijual berasal dari Arab Saudi.

Efeknya, para pedagang harus rela mengantongi untung tipis demi membuat konsumen puas. Ahmad Assegaf, pemilik toko Agen Shisha 88 mengamini hal tersebut. "Saat kurs dollar makin tinggi, saya bingung belanjanya, karena saya agen mau nggak mau harga tetap dibuat terjangkau," katanya.

Laki-laki berusia 35 tahun ini juga mengeluhkan tingginya biaya masuk barang impor. Akibatnya, biaya belanjanya makin membengkak. Di berharap segera ada  solusi dari pemerintah.  

Ajang Asian Games yang digelar pada Agustus 2018 lalu ikut memberi berkah baginya. Sejumlah wisatawan Timur Tengah berkunjung mencari shisha di gerainya.

Asal tahu saja, kawasan berniaga aksesori Timur Tengah Condet lebih terkenal dibandingkan Tanah Abang, yang juga mempunyai sentra serupa. Harga jual produk yang lebih murah dan variasi produk yang lengkap menjadi tujuan konsumen.

Ahmad mengatakan, sebagian pedagang di Tanah Abang juga membeli barang-barang dari Condet untuk dijual lagi di gerai mereka. Lainnya, terdapat ratusan pedagang di kawasan Condet yang menjual barang-barang serupa, otomatis suasana persaingan sangat ketat.

Ahmad mengaku, perang harga sudah tidak bisa terelakkan. Ada beberapa toko yang mematok harga jual terlalu rendah, sehingga mengakibatkan persaingan tidak sehat.

Namun, dia tetap optimistis menjalankan usahanya. Dengan mengincar pasar dari para pemilik toko mendorong penjualan di gerainya. Ahmad pun bisa mengantongi omzet tinggi melalui pembelian dalam jumlah besar. "Saya juga tidak mengandalkan orang-orang yang berkunjung saja, tapi juga fokus pada penjualan online sehingga jangkauan pasar lebih luas." jelasnya.

Berbeda dengan Ahmad, Mustofa Malik, pemilik toko BSA Putra justru mengatakan persaingan disana cukup sehat. Sebab, sebagian besar pemilik toko sudah mempunyai pasar dan pelanggan masing-masing.

Sejak awal tahun ini, dia mulai fokus menjual produknya melalui media digital seperti website, marketplace, dan media sosial. Tujuannya, untuk menutupi penurunan omzet yang dialaminya pasca Idul Fitri 2018.

Sama seperti pedagang lainnya, Mustofa juga memberikan garansi penggantian barang baru bila pesanan diterima dalam kondisi rusak atau hancur.

Untuk menghindari kejadian tersebut, laki-laki berusia 33 tahun ini memilih untuk memberikan kemasan khusus saat pengiriman. Sehingga barang tidak rusak saat terguncang.

Masalah kendala usaha, Mustofa mengakui tidak mengalami masalah. Selama ini bisnisnya selalu berjalan lancar.                                      

(Selesai)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×