kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BCA Syariah gunakan modal bank untuk ekspansi pembiayaan


Jumat, 01 Maret 2019 / 17:29 WIB
BCA Syariah gunakan modal bank untuk ekspansi pembiayaan


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Ratings memperkirakan biaya dana dan kualitas aset perbankan syariah Indonesia akan tertekan di sepanjang 2019 karena kenaikan suku bunga acuan sejak tahun lalu. Untuk antisipasi, PT Bank BCA Syariah, semisal, menggunakan modal untuk ekspansi pembiayaan.

Direktur Utama BCA Syariah John Kosasih membenarkan sejak tahun lalu hingga sepanjang 2019 likuiditas perbankan masih akan ketat. Apalagi pemerintah aktif mengeluarkan surat utang negara (SUN) ritel yang mendorong kenaikan biaya dana di perbankan akibat perebutan likuditas.

Ketika dana pihak ketiga (DPK) seret, John menilai, perbankan tidak bernafsu menyalurkan pembiayaan agar likuiditas stabil. Bila pembiayaan direm, sedangkan ada penyesuaian sedikit pada bagi hasil pembiayaan maka rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) akan terpengaruh.

"NPF turun bukan berarti salamanya baik karena kuncinya adalah nomimal pembiayaan yang bermasalah, apakah naik atau turun? Ketika pembiayaan direm maka secara otomatif NPF akan naik. Jadi harus fokus pada pembiayaan bermasalah tadi," kata John pada Kamis (29/2) di Jakarta.

Oleh sebab itu, kata John, BCA Syariah tidak menggunakan biaya dana yang mahal untuk ekspansi karena akan turut mengerek biaya pembiayaan. Pada akhirnya calon debitur pun memikir-mikir.

John bilang, pihaknya menggunakan modal bank untuk melakukan ekspansi pembiayaan. Maka itu, John mengaku, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BCA Syariah turun 5% hingga 7% per tahun.

"Dengan ekspansi pembiayaan tiap tahun tumbuh 15% - 17% atau setara Rp 700 miliar hingga Rp 800 miliar bisa gunakan CAR 5% sampai 7%. Oleh sebab itu, tahun ini kami akan mendapatkan tambahan modal dari induk. Nominalnya belum fix, yang jelas kami ingin menjaga CAR di posisi 20%," jelas John.

Sehingga biaya dana atau cost of fund (CoF) di BCA Syariah pada 2018 bisa ditekan. John menyebut, tahun lalu CoF BCA Syariah hanya 5,8% membaik dari posisi sebelumnya 6,2%. Di sisi likuiditas tercermin dari financing to deposit ratio (FDR) masih terbilang aman di posisi 84%.

Asal tahu saja, CAR anak perusahaan dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) ini turun dari 29,39% menjadi 24,27% di pengujung 2018. Tahun lalu, pertumbuhan pembiayaan BCA Syariah sebesar 16,91% menjadi Rp4,9 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 4,2 triliun. Sedangkan DPK mencapai Rp 5,5 triliun, atau tumbuh 16,25% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×