kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Kesejahteraan Ekonomi fokus di bisnis koperasi PNS


Rabu, 19 September 2018 / 20:20 WIB
Bank Kesejahteraan Ekonomi fokus di bisnis koperasi PNS


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) menyiapkan amunisi bisnis guna melakukan ekspansi. Direktur Utama BKE Sasmita Tuhuleley menyatakan bank akan fokus pada bisnis koperasi pegawai negeri sipil (PNS). Sebab bank membidik nasabah yang menjadi anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia. 

"Kita berikan pinjaman lewat koperasi, mereka (PNS) bisa potong gaji. Sedangkan bank lain payrollnya hanya saat PNS tersebut pensiun. BKE bisa saat PNS aktif lewat koperasi dan saat mereka pensiun," ujar Sasmaya di Jakarta pada Rabu (19/9).

Nah, untuk kredit pensiun BKE sudah melakukan kerja sama dengan PT Taspen mengenai pembayaran tabungan hari tua, pensiun, dan jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian melalui rekening BKE. Kerja sama ini berlangsung sejak 13 Agustus 2018.

BKE juga sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dalam penalangan BPJS di rumah sakit sejak 8 Agustus 2018. BKE juga berencana untuk membangun klinik di setiap KPRI agar mengoptimalkan kerja sama ini. 

Tak sampai disitu, manajemen juga bekerja sama dengan PT Telkom dalam mendigitalisasikan KPRI dengan target 500 koperasi hingga tahun depan. Sehingga administrasi keuangan dapat terhubung dengan BKE. Direktur Operasional BKE Zainal Riffandi menyatakan saat ini sudah terdapat 120 KPRI yang suda go digital dari total nasabah BKE sebanyak 1.200 koperasi. 

BKE juga melakukan inovasi untuk KPRI dengan pemberian kredit untuk minimarket (KPRI Mart). Konsep ini sudah direalisasikan di Serang, Banten pada bulan Agustus 2018. Hingga akhir tahun, manajemen menargetkan dapat memberikan kredit kepada 30 KPRI Mart. 

Dalam laporan keuangan per Agustus 2018, kredit tumbuh 13,78% yoy menjadi Rp 3,22 trilliun, dibandingkan tahun lalu Rp 2,83 triliun. Sedangkan DPK Rp 3,33 triliun tumbh 11%yoy dari Rp 3 triliun di Agustus 2018.

Sedangkan aset pada delapan bulan pertama Rp 4,21triliun. Nilai ini tumbuh 15,34% yoy dari Rp 3,65 triliun pada posisi yang sama tahun lalu. Namun laba Rp 13,2 miliar, turun 2,72% yoy dari Rp 13,57 miliar di Agustus 2017.

Di sisi rasio keuangan pada Agsutus 2018, CAR di 15,14%, ROA 0,64%, ROE 7,33%, NIM 5,29%, dan LDR 96,46%. Sedangkan NPL gross 3,9% dan NPL net 1,87%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×