kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bambang P.S. Brodjonegoro,Kepala Bappenas: Pertumbuhan tidak bisa lebih dari 6%


Senin, 19 November 2018 / 17:56 WIB
Bambang P.S. Brodjonegoro,Kepala Bappenas: Pertumbuhan tidak bisa lebih dari 6%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Mesti Sinaga

RPJMN IV merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005–2025. Bappenas sudah menyusun rancangan teknokratiknya dan berharap RJMN itu bisa menjadi panduan pasangan capres dan cawapres dalam kampanye visi serta misi mereka.
 

Kelak, visi dan misi pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 bakal diterjemahkan dalam RPJMN 2020–2024. Lantas, apa saja isi rancangan teknokratik yang Bappenas susun tersebut?

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkannya kepada Wartawan Tabloid KONTAN Nina Dwiantika, beberapa waktu yang lalu. Berikut nukilannya:

KONTAN: Bagaimana konsep RPJMN IV untuk pemerintahan kita berikutnya?
BAMBANG:
RPJMN berikutnya adalah yang terakhir dari RPJPN Tahun 2005–2025. Jadi, kami ingin memastikan RPJMN ini tetap konsisten dengan RPJPN, meskipun ada perubahan target yang saya rasa sangat wajar.

Sebab, proyeksi yang panjang sangat memungkinkan terjadi deviasi. Penyusunan RPJMN ini akan melihat perkiraan kondisi yang terakhir. Kami ingin RPJMN IV dibuat serealistis mungkin tanpa meninggalkan optimisme.

Bappenas sudah menyiapkan kerangka teknokratik yang merupakan prioritas pembangunan mengacu perkembangan terakhir, tanpa bermuatan visi dan misi pemerintahan yang akan datang. Nantinya, RPJMN yang murni adalah penggabungan kerangka teknoratik dengan visi dan misi pemerintah.

Yang akan mewarnai kerangka teknokratik RPJMN IV ialah komitmen global yang sebenarnya sangat relevan dengan kondisi negara seperti Indonesia. Komitmen itu mengacu pada tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs).

Sebenarnya, SDGs ini sudah mencakup hampir semua aspek yang ada di dalam perencanaan itu sendiri. Sehingga, kami akan menyelaraskan dengan target-target yang ada di RPJMN IV.

Kami ingin perencanaan ke depan membangun wilayah  yang terintegrasi. Jadi, tidak berdasarkan sektor atau hanya berdasar kepentingan tertentu dengan dikaitkan pembangunan wilayah.

Tujuannya, mulai mengurangi kemiskinan, menciptakan pertumbuhan, hingga mengurangi pengangguran. Dengan begitu, semua potensi daerah akan jelas.

Bagaimana suatu daerah bisa memanfaatkan potensi-potensinya. Dan, bagaimana daerah itu akhirnya mendukung pertumbuhan ekonomi secara nasional.

KONTAN: Caranya?
BAMBANG:
Infrastruktur tentu masih menjadi kebutuhan.Untuk membangun ekonomi daerah, butuh pengembangan infrastruktur. Setidaknya bisa dilihat infrastruktur apa yang menjadi kebutuhan suatu daerah agar potensi ekonominya benar-benar dapat dimaksimalkan.

Nah, infrastruktur ini menjadi penting. Jangan sampai infrastruktur dibangun, tapi tidak jelas manfaatnya. Untuk mendukung itu, kami akan fokus pada pembangunan sumber daya manusia. Jadi, sumber daya manusia tidak hanya bicara kuantitas juga kualitas.

KONTAN: Lalu, rencana pembangunan ekonomi?

BAMBANG: Lima tahun ke depan, kami juga mengupayakan permasalahan yang mendasar tentang ekonomi Indonesia mulai bisa diatasi. Misalnya, ketergantungan pada sumber daya alam.

Kami ingin ekonomi kita terdiversifikasi dengan sektor-sektor industri pengolahan. Tak hanya itu, perlu juga memiliki daya saing ekspor.

Ujungnya, kami ingin defisit transaksi berjalan tidak menyebabkan guncangan terlalu besar terhadap perekonomian. Jadi, kita tetap punya defisit transaksi berjalan, tapi dengan nilai yang relatif terkelola.

Di samping itu, kami akan terus memperbaiki penyusunan proyeksi. Terutama, paling dasar adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan, pendataan kependudukan berbanding lurus dengan lapangan kerja dan tenaga kerja.

KONTAN: Memang, berapa target pertumbuhan ekonomi lima tahun mendatang?
BAMBANG:
Saat ini, kami masih menghitung angka pertumbuhan ekonomi maksimal yang bisa dicapai dalam periode lima tahun ke depan. Paling tidak, pertumbuhan ekonomi tidak bisa lebih dari 6%.

Alasannya, melihat kondisi yang ada dengan mempertimbangkan bahan baku, daya saing industri, dan ketergantungan kita pada sumber daya alam, itu menyebabkan potensi pertumbuhan kita belum bisa tinggi.

Untuk pendapatan per kapita, perkiraan kami pada awal 2020 mendatang, Indonesia masuk kategori pendapatan menengah tinggi. Sekarang, kita masih menengah bawah.

Artinya, ini suatu awal yang bagus untuk RPJMN periode berikutnya. Yang jelas, secara gross, pendapatan nasional per kapita sekitar US$ 4.000, dari posisi sebelumnya US$ 3.500 hingga US$ 3.600 per kapita.

Untuk rupiah, kami tidak membuat prediksi. Soalnya, nilai tukar rupiah tidak bisa diprediksi. Kami tidak bicara soal kurs berapa, karena itu tidak dalam kendali pemerintah.

Yang bisa kami lakukan adalah, menjaga faktor-faktor yang bisa menjaga kurs rupiah melalui defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Makanya saya katakan, ada transformasi pada investasi dan ekspor. Ini demi perbaikan CAD yang lebih berkelanjutan.

KONTAN: Bagaimana cara mencapai target-target dari makroekonomi tersebut?
 

BAMBANG: Yang pasti, itu bisa dicapai dengan melihat sumber pembiayaannya. Nah, sumber pembiayaan dari pajak dengan tax ratio sekitar 13% selama lima tahun ke depan.

Tentu, tidak hanya ingin mengandalkan pembiayaan dari pajak, pemerintah juga akan mendorong investasi swasta.

Salah satunya, pertumbuhan ekonomi ke depan bisa didorong oleh investasi. Jadi, investasi swasta harus didorong sebesar mungkin, baik dalam bentuk penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Termasuk, investasi yang datang dari masyarakat sendiri yang menjadi penggerak ekonomi lima tahun ke depan. Di samping itu, menjaga pertumbuhan konsumsi sekitar 5%. Sehingga kami harapkan, pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi walau sulit mencapai angka 6%.

KONTAN: Tadi Anda katakan, pemerintah ingin ekonomi kita kelak terdiversifikasi dengan sektor-sektor industri pengolahan yang merupakan cabang manufaktur. Pengembangan industri manufaktur ke depan seperti apa?
BAMBANG:
Industri manufaktur juga sangat penting. Optimalisasi sektor manufaktur dengan kondisi industri manufaktur yang premature deindustrialisation. Sehingga, diperlukan strategi peningkatan kualitas dan intensitas industri manufaktur di Indonesia.

Karena itu, perlu melakukan manufakturisasi produk dari global brand di Indonesia. Caranya, mendapatkan added value, yakni peningkatan kualitas produk dan kompetensi sumber daya manusia.

Terakhir, upaya branding manufaktur melalui pelatihan sumber daya manusia yang fokus pada after sales dan service. Kemudian, pengembangan brand fashion dan furnitur yang berkualitas yang berstandar internasional.

Karena itu, RPJMN juga perlu mengakomodasi penciptaan program kewirausahaan yang sistemastis, mengikuti tren global. Caranya, dengan membuat rencana pengembangan program kewirausahaan yang sistematis.

Kemudian, tren membuat start-up di kalangan anak muda merupakan potensi yang bisa dioptimalisasikan. Perlu juga peningkatan peran koperasi sebagai basis dan wadah.

KONTAN: Dengan berbagai program yang ada di RPJMN IV, berapa besar pemerintah bisa menekan angka pengangguran dan kemiskinan?
BAMBANG:
Hitungan awal, jika bisa terus menjaga program yang ada, ditambah menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan pembiayaan terutama kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), kami memperkirakan, angka kemiskinan akan menjauh dari 10%, mungkin perkiraan terbaik sekitar 6% pada akhir RPJPN pada 2025 nanti, dari posisi sekarang pada level 9,82%.

Untuk tingkat pengangguran, saat ini angkanya 5,1%. Kami memperkirakan, itu bisa turun sampai 4%. Selain dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang bisa dilakukan pemerintah adalah memperluas kesempatan kerja.

Oleh karena itu, pemerintah perlu memperkuat investasi dan memberikan kesempatan lebih luas untuk pembiayaan kredit yang murah khususnya pada mikro.
Selain itu, bantuan sosial juga harus lebih terarah dan pada jumlah yang bisa menggapai daya beli masyarakat penerima bantuan sosial. Cakupannya juga harus lebih besar.

Karena bagaimanapun, masih ada orang miskin yang belum terjangkau oleh bantuan sosial. Jadi, perbaikan basis data sangat menolong untuk mempercepat mengurangi kemiskinan, di samping upaya-upaya dari segi ekonomi secara makro.

KONTAN: Dalam RPJPM IV, Bappenas juga memasukkan isu lingkungan hidup. Kenapa isu ini begitu penting?
BAMBANG:
Memang, yang tidak kalah penting, kami punya komitmen global soal lingkungan hidup. Kami mengupayakan agar RPJMN terakhir, paling tidak kerangka teknoratik, menampung yang namanya pembangunan rendah karbon atau istilah populernya adalah green growth.

Misalnya, kami upayakan lebih banyak energi terbarukan maupun energi yang bersih. Kemudian, kami juga mengupayakan sumber-sumber air baku dibereskan. Kami juga ingin pabrik tidak melakukan pencemaran yang merugikan masyarakat sekeliling.

Demikian juga, kami ingin menjaga supaya tata guna hutan benar-benar terjaga. Sehingga, tidak muncul kebakaran hutan yang terlalu besar atau penggudulan hutan secara liar.

KONTAN: Dari semua kerangka teknokratik RPJMN IV, berapa persen kira-kira yang akan diadopsi oleh pemerintahan berikutnya?
BAMBANG:
Jadi, yang kami berikan adalah kerangka teknokratik yang di dalamnya ada beberapa contoh usulan kebijakan. Tetapi pada akhirnya, target akan ditentukan oleh pemerintahan berikutnya.

Kami hanya menyediakan kerangkanya, jadi mereka bisa mengubah dan mengganti. Susah kalau bilang kerangka teknokratik ini diterima atau tidak oleh pemerintah. Kan, bisa diubah karena kemungkinan pertumbuhan ekonominya lebih ke atas. Dan bukan berarti, kerangka dari Bappenas itu ditolak.

Jadi, Bappenas bukan yang menentukan visi dan misi pemerintah. Tapi, bagaimana visi dan misi pemerintahan yang akan datang dipertemukan dengan kerangka teknokratik yang disusun Bappenas.

KONTAN: Untuk RPJMN III, hingga kini, target apa saja yang belum tercapai?
BAMBANG:
Kami telah melakukan review pada pertengahan tahun ini. Pada intinya, lebih dari 50% bisa tercapai. Lalu, sekitar 30% masih memerlukan upaya untuk mencapai target, dan sekitar 10%–12% yang mungkin akan sulit dicapai.

Tapi, perlu diingat, kami masih mempunyai waktu di sisa tahun 2018 dan tahun 2019 mendatang yang bisa dikejar oleh pemerintah. Tentunya, ini mencakup soal infrastruktur, sosial dan budaya, pendidikan, kesehatan, energi, juga ekonomi.

KONTAN: Apakah target yang sulit dicapai akan dikejar pemerintah di RPJMN IV?
BAMBANG:
Sekali lagi, yang penting adalah tetap konsisten pada RPJPN yang jangka panjang. Salah satunya adalah rencana mengurangi kekurangan gizi kronis atau stunting yang masih berada di garis kuning. Masih butuh upaya yang lebih untuk mencapai target.

Kami menargetkan, stunting bisa turun dari 1/3 menjadi 1/4 . Saat ini, 1 dari 3 anak mengalami stunting. Di 2014, masih banyak anak di bawah 5 tahun yang terkena stunting.

Sekarang, sudah lebih baik. Tingkat rasio anak terkena stunting turun jadi 25% dari sebelumnya 33%. Tentu, jika ini tercapai atau tidak tercapai, harus terus dilanjutkan pemerintahan berikutnya. Mengurangi stunting harus dilakukan secara terus menerus, selama negara ini ada maka harus dilanjutkan.       

Biodata

Riwayat pendidikan:
■ Ph.D. Tata Wilayah dan Perkotaan dari University of Illinois, Urbana-Champaign, Amerika Serikat
■ Master of Urban Planning Bidang Tata Transportasi dan Ekonomi Pembangunan dari University of Illinois
■ Sarjana Ekonomi Bidang Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Regional dari Universitas Indonesia (UI)

Riwayat pekerjaan:
■ Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
■ Menteri Keuangan   
■ Wakil Menteri Keuangan
■ Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan
■ Direktur The Islamic Research and Training Institute (IRTI) Islamic Development Bank (IDB)
■ Ketua Tim Ahli Menteri Keuangan untuk Desentralisasi Fiskal
■ Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI)
■ Anggota Tim Ahli Menteri Keuangan untuk Desentralisasi Fiskal
■ Ketua Jurusan Ekonomi FE UI
■ Direktur Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi UI
■ Wakil Direktur Bagian Ekonomi Regional dan Riset Infrastruktur LPEM FE UI.           

** Artikel ini sebelumnya sudah dimuat di Rubrik Dialog Tabloid KONTAN 15 Okober-21 Oktober 2018. Selengkapnya silakan klik ini: "Pertumbuhan Tidak Bisa Lebih dari 6%"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×