kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Atur strategi racik ulang RD campuran


Kamis, 15 Agustus 2013 / 08:13 WIB
Atur strategi racik ulang RD campuran
ILUSTRASI. Bertemu Delegasi Mesir, Jokowi Bahas Kerjasama Bidang Ekonomi hingga Pendidikan


Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kinerja reksadana campuran di paro pertama tahun ini  kurang menggembirakan. Fluktuasi harga saham dan obligasi sebagai aset dasar produk ini menjadi penyebabnya. Bahkan, tekanan inflasi tinggi akibat dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi masih menghantui hingga semester-II. Oleh karena itu, para Manajer Investasi (MI) harus pintar-pintar menempatkan portfolio.

Data PT Infovesta Utama menyebutkan, return reksadana campuran periode 28 Desember-31 Juli 2013 hanya sebesar 3,64%.
Pencapaian ini lebih rendah ketimbang pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode sama yang sebesar 6,80%. Sepanjang Juli 2013, return reksadana campuran bahkan minus 3,69%. Tapi ini lebih baik ketimbang koreksi di IHSG yang sebesar 4,33% di bulan lalu.  

Head of Investment PT AAA Asset Management Siswa Rizali mengatakan, strategi AAA pada saat pasar sedang kurang kondusif seperti sekarang adalah dengan memperbesar bobot portfolio di saham berkapitalisasi besar (big cap). Porsi saham big cap bisa sampai 55% dari total portofolio, sisanya saham-saham small cap dan sedikit cash.

Ambil contoh, reksadana campuran milik AAA Asset Management bertajuk AAA Balanced Fund dan AAA Balanced Fund II, berisi saham-saham big cap seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Medco Energi Internasoinal Tbk (MEDC) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). “Saat ini, valuasi saham lebih murah. Kinerja perusahaan juga terbilang baik. Jadi sejak Juni dan Juli, kami lebih agresif,” ujar Siswa, Rabu (14/8).

Menurut Siswa, jika kondisi ekonomi ke depan semakin baik, maka bursa saham akan kembali reli. Sebaliknya, jika terjadi koreksi lanjutan, reksadana ini tidak akan terlalu terpukul karena sudah membeli di harga murah. Adapun untuk pemilihan obligasi, AAA memilih masuk ke surat utang negara (SUN) dengan tenor panjang 10 tahun dan 20 tahun. Strategi ini untuk mengejar capital gain. Adapun untuk jangka pendek, obligasi korporasi milik perbankan dan multifinance menjadi pilihan MI ini.

Masih bisa tumbuh

Agus Basuki Yanuar, Presiden Direktur PT Samuel Aset Manajemen bilang, periode koreksi telah berlalu. Ia optimistis kinerja reksadana campuran bisa tumbuh dalam empat bulan ke depan.  Memasuki bulan September, kinerja reksadana campuran bisa lebih baik. “Inflasi terburuk pada Juli sudah lewat. Potensi rebound lebih besar daripada koreksi,” ujar Agus.

Produk reksadana campuran milik Samuel berlabel SAM Syariah Berimbang terdiri dari saham-saham unggulan berbasis domestik. Sektor yang menjadi pilihan reksadana ini antara lain sektor konsumsi, infrastruktur, farmasi dan properti. Adapun obligasi yang dikoleksi lebih banyak berupa sukuk pemerintah.

Hasilnya, kinerja reksadana SAM Syariah Berimbang telah membukukan return 16,13% sejak akhir tahun lalu hingga Juli 2013. Hingga akhir tahun, Agus berharap SAM Syariah Berimbang bisa mencetak return antara 15%-18%.

Analis Senior PT Finera Prosperindo Edbert Suryajaya menilai, reksadana campuran masih akan berfluktuasi. Untuk mengurangi risiko, MI bisa memperbesar porsi cash meski bakal kurang menarik secara return. "Kinerja reksadana campuran diperkirakan sekitar 4% sampai akhir 2013," ujar Edbert.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×