kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apa efek Badai Sandy ke IHSG?


Selasa, 30 Oktober 2012 / 06:45 WIB
Apa efek Badai Sandy ke IHSG?
ILUSTRASI. Jenis-Jenis Gaya Aquascape.


Reporter: Narita Indrastiti |

JAKARTA. Efek badai Sandy ikut mengancam pasar saham global. Setidaknya, otoritas pasar modal Amerika Serikat (AS) menutup aktivitas di Wall Street, Senin (29/10), untuk mengantisipasi dampak terburuk angin topan ini.

Indeks MSCI Global, Senin malam, turun 0,19% menjadi 1.300,23. Di Amerika Serikat, harga bensin berjangka melonjak 3,5%, tertinggi sejak tiga minggu terakhir. Beberapa kilang di New Jersey menghentikan dan mengurangi operasi untuk mengantisipasi  efek amukan badai Sandy.

Analis dan pengamat pasar modal memperkirakan, efek penutupan Wall Street berpotensi mempengaruhi pasar saham domestik. Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menilai, dampak penutupan Wall Street ke pasar domestik hanya sementara. Sebab, Wall Street tidak berpengaruh langsung ke pasar saham di Indonesia.

Tapi, penutupan Wall Street bisa berpengaruh langsung ke pasar Asia khususnya bursa Jepang, Hong Kong, dan China. Dampak ke bursa Asia inilah yang bisa merembet ke IHSG. "Jika bursa AS tutup tapi bursa Hong Kong dan China positif, kita pun bisa positif," ujardia.

Faktanya, sebagian besar indeks saham di Asia kemarin melemah karena merespon kondisi di AS dan Eropa.

Potensi pelemahan IHSG karena bursa AS tutup dianggap tak terlalu besar karena pasar domestik masih ditopang laporan keuangan emiten di Bursa Efek Indonesia yang cenderung positif.

Reza menebak, pelemahan IHSG akibat efek AS masih terbatas di bawah 0,2%-0,3%.Kondisi ini justru membuat investor asing wait and see untuk masuk ke pasar berkembang.

Pandangan berbeda disampaikan pengamat pasar modal Yanuar Rizky. Ketika WallStreet tutup, investor asing mungkin mengalihkan dana ke pasar berkembang, termasuk Indonesia.

"Jika dilihat pola order kita dikuasai oleh asing, pasar kita makin dikeruk. Kebutuhan dollar AS meningkat dan mereka membeli saham dalam rupiah, kemudian menjual ketika harga tinggi untuk mendapat dollar," ungkap dia.

Sebelum profit taking, investor asing akan membeli saham di emerging market untuk menaikkan harga. Setelah menguat, banyak pemodal asing merealisasikan keuntungan. Hal ini mendorong naik IHSG dengan cepat tetapi rupiah cenderung melemah.

Yanuar memprediksi, masuknya dana asing akan terus membesar dan bisa berlangsung hingga Maret tahun depan. Selain badai Sandy, investor juga masih menunggu presiden baru AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×