kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ancaman krisis gas industri datang lagi


Rabu, 31 Oktober 2012 / 08:50 WIB
Ancaman krisis gas industri datang lagi
ILUSTRASI. nilai tukar Dolar-Rupiah di BCA, Rabu (18/8)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/17/04/2020.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Krisis gas bagi industri agaknya sudah jadi ritual tahunan. Tahun depan, kejadian serupa pun kemungkinan besar akan terulang.

Dalam rapat antara pemerintah dan pengusaha, Kementerian Perindustrian memang menjanjikan tambahan pasokan gas 100 juta-150  juta kaki kubik per hari (mmscfd) di tahun depan. Tapi, tambahan ini belum mencukupi kebutuhan gas industri lokal.

Sebagai gambaran, kebutuhan gas industri lokal tahun depan mencapai 1.057 mmscfd, sementara jatah gas industri hanya sekitar 550 mmscfd. Menurut Ketua Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB), Ahmad Safiun, tambahan pasokan seperti yang dijanjikan pemerintah akan membuat stok gas bagi industri di tahun depan menjadi sekitar 650-700 mmscfd.

Alhasil, masih ada kekurangan sekitar 350-400 mmscfd. "Masih sangat jauh dari kebutuhan," katanya, kemarin. Safiun pun menyimpulkan, industri masih harus mencari sumber energi sendiri dan merogoh kocek lebih dalam lagi.

Wakil Ketua Komite Tetap Industri Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Achmad Widjaya, berharap industri pengguna gas bisa memanfaatkan stok gas yang tak dimanfaatkan optimal. Misalnya, saat ini PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki stok gas yang hanya digunakan saat beban puncak (peak time).

Hitungan Achmad, jumlah gas milik PLN yang hanya digunakan saat peak time tersebut sangat besar mencapai sekitar 200 mmscfd. Stok ini antara lain untuk cadangan Pembangkit Listrik Muara Tawar dan dari Batam.

Nah, Achmad menyarankan, gas milik PLN itu dapat dialihkan ke industri yang membutuhkannya. "Mereka hanya menyandera gas dan hanya memakainya saat-saat tertentu," ujar Achmad.

Padahal pada pertengahan tahun ini pemerintah menetapkan, mulai April 2013 harga jual gas dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk ke industri akan  naik menjadi

US$ 10,2 per million british thermal units (mmbtu). Saat ini, harga gas industri sekitar US$ 8  per mmbtu (1 mmscfd setara dengan 1.165 mmbtu).

Alhasil, tanpa terobosan yang berarti, Achmad mengkhawatirkan harga gas industri bakal melambung di atas US$ 10,2 per mmbtu.

Rudiatmoko, Manajer Operasional PT PGN, mengakui  bahwa harga gas industri bisa saja naik menjadi US$ 12 per mmbtu.  "Sumur-sumur baru kan jaraknya makin jauh, sehingga biaya distribusinya lebih tinggi," kata Rudiatmoko memberi alasan.

Duh, sudah krisis gas, harga makin mahal pula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×