kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alasan Kemenkeu menunda penerbitan diaspora bonds pada tahun ini


Selasa, 29 September 2020 / 18:36 WIB
Alasan Kemenkeu menunda penerbitan diaspora bonds pada tahun ini
ILUSTRASI. Ilustrasi foto Obligasi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan penerbitan pembiayaan obligasi diaspora atau diaspora bonds harus ditunda di tahun ini.

Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan menyebutkan, rencana penerbitan diaspora bonds yang direncanakan akan terbit pada kuartal IV 2020 harus diundur hingga waktu yang belum ditentukan.

Deni menyebutkan, penerbitan yang harus ditunda ini disebabkan karena pemerintah masih harus melakukan persiapan yang lebih matang bersama para stakeholders.

“Nampaknya butuh waktu lebih panjang untuk persiapan penerbitan diaspora bonds. Kami sedang pertimbangkan untuk menunda penerbitan di tahun ini,” ujar Deni kepada KONTAN, Selasa (29/9).

Bahkan, Deni juga mengatakan, di tahun 2021 mendatang pemerintah juga belum bisa memastikan penerbitan obligasi diaspora. “Kita harus diskusikan dengan para stakeholders. Terkait penerbitan di tahun depan belum bisa saya jawab sekarang,” tandasnya.

Asal tahu saja, diaspora bond rencananya akan diterbitkan Kemenkeu dalam denominasi rupiah. Pemerintah menawarkan tenor obligasi ini selama tiga tahun, dengan bentuk fixed rate, non tradable, tanpa early redemption, dan minimal pemesanan Rp 5 juta dengan maksimal Rp 5 miliar.

Adapun target investor yang dibidik dalam penerbitan surat utang ini, adalah diaspora atau warga negara atau orang-orang keturunan Indonesia yang tinggal di luar negeri, eks Warga Negara Indonesia, anak dari eks WNI, serta WNA yang memiliki orangtua WNI.  

Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira menilai penerbitan diaspora bonds ini dengan menargetkan warga negara keturunan Indonesia yang tinggal di luar negeri kelihatannya akan relatif sulit. Meskipun yield yang ditawarkan lebih tinggi dari negara di Asean lainnya.

“Meskipun yield-nya akan lebih tinggi dari negara di Asean lainnya tapi ada risiko miss match kursnya,” kata Bhima saat dihubungi KONTAN.

Sehingga, Bhima mengatakan adanya kekhawatiran terkait pembelian bonds yang dikaitkan dengan pendataan pajak. Sebab untuk membeli bonds pemerintah juga diperlukan NPWP.

“Untuk beli bond pemerintah kan harus ada NPWP atau kalau di negara tempat tinggal WNI ada nomor pajaknya,” katanya.

Sehingga menurutnya hal tersebut yang masih menjadi pertimbangan utama oleh pemerintah untuk tidak diterbitkan di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×