kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,27   6,81   0.74%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada sejumlah sentimen positif, penawaran masuk di lelang sukuk justru turun


Rabu, 06 Februari 2019 / 20:00 WIB
Ada sejumlah sentimen positif, penawaran masuk di lelang sukuk justru turun


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen penguatan nilai tukar rupiah dan data pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 tidak terlalu mempengaruhi lelang sukuk negara, Selasa (6/2). Hal tersebut tercermin dari penurunan nilai penawaran yang masuk pada lelang hari ini.

Berdasarkan keterangan Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu, nilai penawaran yang masuk pada lelang sukuk negara tadi sebesar Rp 21,65 triliun. Angka tersebut lebih rendah ketimbang lelang sukuk negara sebelumnya pada 22 Januari lalu sebesar Rp 24,47 triliun.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengungkapkan, euforia pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,17% di 2018 yang diikuti penguatan rupiah tidak berlangsung lama.

Pasalnya, para investor lebih fokus untuk menanti data transaksi berjalan Indonesia di tahun 2018 yang akan dirilis akhir pekan nanti. Hal ini tercermin dari yield surat utang negara (SUN) yang kembali bergerak bervariasi dengan kecenderungan naik di sesi kedua perdagangan. “Investor masih khawatir terhadap potensi melebarnya defisit transaksi berjalan,” ujar Mikail kepada Kontan.co.id, Rabu (6/2).

Atas kekhawatiran tersebut, para investor pun cenderung berbondong-bondong memburu seri-seri bertenor pendek guna menghindari risiko pasar. Tercatat, seri SPNS01082019 yang jatuh tempo 1 Agustus 2019 mendapat penawaran masuk mencapai Rp 7,67 triliun.

Akibat penawaran masuk yang menurun, kesempatan pemerintah untuk menyerap dana dari lelang sukuk negara hari ini pun terbatas.

Memang, jika dilihat, nominal yang mampu dimenangkan pemerintah di lelang hari ini mencapai Rp 10,12 triliun. Padahal, di lelang sukuk negara sebelumnya, pemerintah hanya mengambil dana sebesar Rp 7,64 triliun.

“Ini lebih disebabkan oleh strategi front loading pemerintah saja yang berusaha menyerap dana besar dari lelang di semester pertama. Tapi, secara keseluruhan bid to cover ratio lelang kali ini turun,” kata Mikail.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×