kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,70   3,35   0.36%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus corona membuat devisa impor ikut anjlok


Selasa, 03 Maret 2020 / 17:39 WIB
Virus corona membuat devisa impor ikut anjlok
ILUSTRASI. Konferensi pers Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Ditjen Bea dan Cukai, Syarif Hidayat di Jakarta (3/3/2020). Bea Cukai catat sejak virus corona merebak pada akhir 2019 sampai dengan akhir bulan lalu, devisa impor telah berkontraksi.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bea Cukai mencatat sejak virus corona merebak pada 19 Desember 2019 sampai dengan akhir bulan lalu, devisa impor telah kontraksi. Otoritas menyinyalir, tren ini akan berlangsung sampai pertengahan tahun ini. 

Berdasarkan data Bea Cukai devisa impor sampai dengan 29 Februari 2020 sebesar US$ 3,03 miliar, angka ini terjun 25,09% dibanding awal November 2019 yang mampu mengumpulkan devisa impor sebesar US$ 4,02 miliar. 

Baca Juga: Waspada corona, penjualan masker di Apotek K24 naik empat kali lipat di Februari

Sementara pada rentang pekan pertama saat virus korona terjadi devisa impor hanya US$ 1,91 miliar. 

Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Syarif Hidayat mengatakan tren impor di awal tahun memang biasanya turun. 

Ini karena adanya libur hari raya Natal dan tahun baru, disusul Imlek yang jatuh pada akhir Januari lalu. 

Namun, dengan adanya virus korona makin buat kinerja impor terpuruk. Syarif bilang seharusnya dua pekan setelah Imlek, impor kembali naik terutama yang berasal dari China. 

“Harusnya impor rebound, tapi ini tidak, memang yang paling berpengaruh itu impor dari China. Sementara yang lain masih aman-aman saja,” kata Syarif, Selasa (3/2).

Baca Juga: Istana siapkan sanksi hukum kepada yang bocorkan data pasien virus corona

Syarif menyampaikan aktifitas industri di China saat ini sedang melandai. Sebagian pekerja bahkan masih dirumahkan sampai 8 Maret 2020. Setali tiga uang, kegiatan ekonomi China relatif terhenti termasuk supply barang impor. 




TERBARU

[X]
×