kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,44   -19,08   -2.04%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vaksinasi tembus 10 juta dosis, Indonesia masuk 4 besar dunia


Rabu, 31 Maret 2021 / 09:08 WIB
Vaksinasi tembus 10 juta dosis, Indonesia masuk 4 besar dunia
ILUSTRASI. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan perkembangan program vaksinasi nasional saat ini telah mencapai angka 10 juta vaksin. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan program vaksinasi nasional saat ini telah mencapai angka 10 juta vaksin. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

Berkat hal itu, lanjut Menkes, Indonesia berhasil menjadi salah satu dari empat negara di terbanyak dalam memberikan vaksin di luar negara produksi vaksin. 
Brazil, Turki, dan Jerman merupakan tiga besar negara yang berhasil memenuhi target vaksin di masing-masing negara. 

“Alhamdulillah, hari ini vaksinasi bisa tembus 10 juta. Indonesia punya kecepatan harian vaksinasi mencapai 500.000 suntikan per hari. Kita harapkan pada Maret dan April, ketika ketersediaan vaksin mencapai 15 juta, kita sudah sesuai kecepatan penyuntikannya,” papar Budi. 

Pernyataan tersebut disampaikan Budi saat melaporkan perkembangan terkait vaksinasi nasional kepada Presiden Jokowi, Senin (29/3/2021). 

Baca Juga: Stok Vaksin Menipis, Menkes Optimistis Vaksinasi Covid-19 Gapai 1 Juta Orang per Hari

Selain menyampaikan prestasi gemilang vaksinasi Indonesia, Budi turut menyampaikan laporan penting terkait keterbatasan vaksin yang tengah terjadi di dunia saat ini. 

Menurut laporan Budi, beberapa negara sekarang ini tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang memicu terjadinya embargo vaksin. Embargo vaksin itu, kata dia, merupakan salah satu faktor eksternal yang berpotensi menghambat laju vaksinasi nasional. 

Baca Juga: WHO & 23 negara termasuk Indonesia kerjasama cegah pandemi terulang

“Lonjakan ini terjadi akibat mobilitas agresif di negara-negara tersebut. Kalau negara-negara produsen vaksin melakukan embargo, tentu bisa mengganggu kedatangan vaksin untuk beberapa bulan ke depan,” kata Budi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/3/2021). 




TERBARU

[X]
×