kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utang luar negeri Indonesia naik 10,2% pada kuartal III-2019


Jumat, 15 November 2019 / 11:40 WIB
Utang luar negeri Indonesia naik 10,2% pada kuartal III-2019


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia naik pada kuartal III-2019. Bank Indonesia (BI) mencatat ULN Indonesia sebesar US$ 395,6 miliar atau naik 10,2% secara tahunan atau year on year (yoy).

"Pertumbuhan ini relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya. Ini dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan ULN pemerintah di tengah perlambatan ULN swasta," jelas BI dalam rilis tentang utang luar negeri Indonesia, Jumat (15/11).

ULN Indonesia pada kuartal tersebut terdiri dari ULN publik atau ULN milik pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 197,1 miliar dan ULN swasta termasuk badan usaha milik negara (BUMN) sebesar US$ 198,5 miliar.

Baca Juga: Neraca dagang surplus, IHSG melesat

Secara terperinci, ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 194,4 miliar atau tumbuh 10,3% (yoy). Ini meningkat dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang sebesar 9,1% (yoy).

Sepanjang kuartal III-2019, investor nonresiden membukukan pembelian neto Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang cukup besar sehingga mendorong kenaikan ULN pemerintah. Keadaan ini mencerminkan kepercayaan investor yang masih tinggi terhadap prospek ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global dan imbal hasil investasi aset keuangan domestik yang menarik.

Pemerintah memprioritaskan ULN pemerintah untuk membiayai pembangunan. Porsi terbesar ada di beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Contohnya adalah sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan porsi 19,0% dari total ULN pemerintah.

Baca Juga: Defisit Transaksi Berjalan Menyempit di Kuartal Ketiga

Selanjutnya, ada juga dari sektor konstruksi dengan porsi 16,5%, sektor jasa pendidikan dengan porsi 16,0%, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib yang mencapai 15,3%, serta sektor jasa keuangan dan asuransi dengan porsi 13,7%.




TERBARU

[X]
×