kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utang dari investasi asing terus naik, ekonom: Perlu ada perencanaan yang baik


Minggu, 30 Juni 2019 / 18:00 WIB
Utang dari investasi asing terus naik, ekonom: Perlu ada perencanaan yang baik


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada kuartal I-2019 mencatat kewajiban neto yang meningkat terutama didorong oleh peningkatan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN).

Mengutip laporan Bank Indonesia (BI) posisi kewajiban neto pada kuartal I-2019 sebesar US$ 331,2 miliar setara 31,5% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Nominal tersebut meningkat 4,78% secara tahunan (yoy). Penyebab peningkatan kewajiban neto pada kuartal ini adalah peningkatan KFLN yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan peningkatan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN). BI melaporkan KFLN tumbuh 3,5% secara kuartalan. Sementara itu AFLN hanya tumbuh 3,1% secara kuartalan.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai PII yang mencatatkan kewajiban neto merupakan salah satu ciri dari negara berkembang, di mana aset kita di luar negeri lebih sedikit apabila dibandingkan dana atau investasi yang masuk ke dalam negeri.

"Investasi dari asing kita lebih besar sehingga kita juga harus bayar kewajiban terkait utang dan bunga utang sehingga tercermin juga di defisit neraca transaksi berjalan," jelas David saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (30/6).

Kendati begitu, David menjelaskan untuk PII tidak ada kondisi yang ideal seperti harus mencatat aset neto. Pasalnya pergerakannya harus disesuaikan dengan kondisi dalam negeri terutama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sehingga yang perlu diperhatikan adalah penggunaan dana harus terencana dengan baik.

"Strukturnya bisa berubah tiap periode tertentu, tapi harus ada planning yang baik untuk perekonomian," imbuh dia.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai peningkatan KFLN merupakan sesuatu yang wajar sejalan dengan derasnya arus modal asing yang masuk ke dalam negeri. Dengan kata lain KFLN akan semakin besar apabila modal asing yang masuk juga semakin besar.

Meskipun begitu, KFLN bisa jadi mengalami penurunan pada kuartal dua tahun ini. Pasalnya secara musiman pada kuartal dua akan terjadi repatriasi atau pembayaran dividen.

"Kuartal satu biasanya belum ada pembayaran repatriasi dan dividen, juga pembayaran royalti, itu kebanyakan terjadi di kuartal dua," jelas Lana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×