kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

The Fed akan naikkan bunga lagi di 2019, BI harus ambil sikap konservatif


Jumat, 16 November 2018 / 15:24 WIB
The Fed akan naikkan bunga lagi di 2019, BI harus ambil sikap konservatif
ILUSTRASI. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara saat pemaparan hasil Rapat Dewan Gubernur BI


Reporter: Martyasari Rizky | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deputi Gubernur Senior (DBS) Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, Indonesia di tahun 2019 harus mengambil sikap yang konservatif di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang sedang lesu.

"Di tahun 2019 nanti akan terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi global, penurunan di sini bukanlah hal buruk, tetapi penurunan ekonomi AS yang sebelumnya booming menjadi lebih lambat. Eropa juga kemungkinan akan melambat, serta China yang juga pertumbuhannya diperkirakan di angka 6,5%," ujar Mirza, Jum'at (16/11).

Oleh karena itu, kemungkinan untuk suku bunga AS hanya akan naik satu sampai dua kali di tahun 2019. Tetapi BI akan mengambil langkah yang lebih konservatif, karena guidance dari proyeksi yang disampaikan oleh Federal Reserve (The Fed) mengatakan bahwa suku bunga AS tahun 2019 akan naik sebanyak tiga kali.

"Jadi, BI akan mengikuti sesuai dengan apa yang dikatakan The Fed. Walaupun market mengatakan kemungkinan AS hanya akan menaikan suku bunga sebanyak satu sampai dua kali di tahun 2019," ujarnya.

Mirza juga menambahkan, karena Indonesia merupakan suatu negara yang masih mengalami defisit ekspor impor barang dan jasa, Indonesia perlu memilih atau mengambil langkah yang lebih konservatif atas kenaikan suku bunga AS. Maka dari itu, untuk tahun 2019, Indonesia harus bersiap dengan AS yang akan kemungkinan menaikan suku bunganya sebanyak tiga kali.

Perlu diketahui, suku bunga AS saat ini sebesar 2,25% dan ditambah oleh kenaikan pada bulan Desember 2018, maka suku bunga AS menjadi 2,5%. 

Jika ditambahkan oleh kenaikan suku bunga tahun 2019 yang naik sebanyak tiga kali, maka suku bunga AS akan menjadi 3,25%. Oleh karena itu, BI mengambil langkah untuk mempersiapkan diri atas kenaikan suku bunga AS yang akan mencapai 3,25% sampai tahun 2019.

Sementara itu, situasi ekonomi Indonesia saat ini masih terbantu oleh inflasi yang masih terbilang rendah dan cukup bagus, di tahun 2018 inflasi Indonesia berada di sekitar 3,2%. Harapannya di tahun 2019 inflasi juga akan berada di level 3,5%. Namun, permasalahannya berada di current account defisit (CAD).

Dengan kata lain, negara yang mengalami defisit membutuhkan valuta asing (valas), "Jadi, kita ini harus bisa menjaga agar defisitnya itu tidak semakin besar. CAD pada kuartal III-2018 sebesar 3,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) harus diturunkan menjadi 2,5% dari PDB di tahun 2019 nanti," tambah Mirza.

Agar CAD Indonesia tahun 2019 dapat turun ke 2,5% dari PDB, harus dibarengi dengan turunnya laju impor, serta kenaikan ekspor. Hal itu memang bukanlah suatu perkara yang mudah, karena ekonomi dunia yang sedang melambat di tahun 2019 dan harga komoditi yang saat ini sedang rendah.

"Maka, kalau Indonesia kesulitan dalam mendorong ekspor. Pilihan lainnya ialah Indonesia perlu mendorong sektor pariwisata untuk menambah pemasukan devisa," ucap Mirza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×