kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak turunkan harga BBM, pemerintah dianggap tidak adil


Rabu, 13 Mei 2020 / 06:29 WIB
Tak turunkan harga BBM, pemerintah dianggap tidak adil
ILUSTRASI. Petugas SPBU menunggu konsumen di SPBU COCO Pertamina, Kuningan, Jakarta, Rabu (29/4/2020). PT Pertamina (Persero) mencatat selama penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB), permintaan BBM di kota-kota besar mengalami penurunan di atas 50 persen dan


Reporter: Dimas Andi | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak negara sudah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) di tengah penurunan harga minyak dunia. Namun sejauh ini pemerintah Indonesia tetap mempertahankan harga BBM.

Di Asia Tenggara, Malaysia sudah menurunkan harga BBM sebanyak enam kali sejak Maret 2020 dan menjadikan negara tersebut sebagai penjual BBM termurah di ASEAN. Vietnam sudah menurunkan harga BBM lima kali, terakhir pada 27 April 2020.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai keputusan pemerintah kurang tepat dan cenderung tidak adil terhadap konsumen. Sebab, ketika harga minya dunia naik, pemerintah dengan serta merta ikut mengerek harga BBM.

“Pada saat harga terpuruk turun, mereka (pemerintah) belum juga menurunkan harga BBM, terutama nonsubsidi,” ujar Fahmy , Senin (11/5)..

Fahmy memprediksi, harga minyak dunia masih akan berada dalam tren melemah kendati negara-negara anggota OPEC telah memutuskan untuk memangkas produksi minyak sebesar 9,7 juta barel per hari dari bulan Mei hingga Juni nanti.

Pasalnya, koreksi harga minyak dunia yang terjadi belakangan ini sangat dipengaruhi oleh rendahnya permintaan konsumen seiring pandemi virus Corona. Wabah ini sendiri tidak akan selesai dalam waktu dekat, sehingga hampir dipastikan permintaan terhadap minyak dunia masih akan rendah dalam beberapa waktu ke depan.

“Karena itu langkah pemerintah untuk memantau harga minyak dunia lebih dahulu ketimbang menurunkan harga BBM kurang beralasan,” ungkap Fahmy.




TERBARU

[X]
×