kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahan suku bunga acuan di level 4%, Gubernur BI ungkap alasannya


Sabtu, 19 September 2020 / 13:37 WIB
Tahan suku bunga acuan di level 4%, Gubernur BI ungkap alasannya
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan di level 4% dalam RDG BI September 2020.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan di level 4% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2020. Gubernur BI Perry Warjiyo pun membeberkan alasan mengapa bank sentral memutuskan untuk menahan suku bunga kebijakannya, padahal kondisi inflasi terpantau rendah dan secara bulanan malah deflasi.

“Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah rendahnya inflasi,” ujar Perry, Kamis (17/9) via video conference. Meski menahan suku bunga acuan, tetapi bank sentral tetap menempuh beberapa langkah kebijakan. Pertama, melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar.

Kedua, memperkuat strategi operasi moneter guna meningkatkan transmisi stance kebijakan moneter yang ditempuh. Ketiga, memperpanjang periode ketentuan insentif pelonggaran GWM Rupiah sebesar 50bps bagi bank yang menyalurkan kredit UMKM dan ekspor impor serta kredit non UMKM sektor-sektor prioritas yang ditetapkan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional, dari 31 Desember 2020 menjadi sampai dengan 30 Juni 2021.

Keempat, mendorong pengembangan instrumen pasar uang untuk mendukung pembiayaan korporasi dan UMKM sejalan dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

Baca Juga: Bank ramai-ramai ajukan perkara kepailitan, ini penyebabnya

Kelima, melanjutkan perluasan akseptasi QRIS dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi dan pengembangan UMKM melalui perpanjangan kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) sebesar 0% untuk Usaha Mikro (UMI) dari 30 September 2020 menjadi sampai dengan 31 Desember 2020.

Selain itu, Perry juga menegaskan kalau BI turut berkontribusi dalam pembiayaan pemulihan ekonomi dengan berbagi beban (burden sharing) dengan pembelian SBN sesuai dengan keputusan bersama Menteri Keuangan SKB 1 dan SKB 2 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Suku bunga deposito dan suku bunga kredit turun, ketersediaan dana sekarang lebih menentukan daripada kebijakan suku bunga. Apalagi, suku bunga sudah rendah. Pemulihan semua dipengaruhi kecepatan realisasi anggaran juga kinerja ekspor ke depan," tandas Perry.

Baca Juga: Bank Indonesia optimistis ekonomi kuartal ketiga akan lebih baik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×