kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei Median: Jokowi-Ma'ruf ungguli Prabowo-Sandi di Jawa dan di pedesaan


Selasa, 27 November 2018 / 23:08 WIB
Survei Median: Jokowi-Ma'ruf ungguli Prabowo-Sandi di Jawa dan di pedesaan
ILUSTRASI. Jokowi dan Prabowo saat deklarasi kampanye damai Pemilu 2019


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin unggul atas pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pulau Jawa dan di desa-desa di Indonesia.

Hal ini menurut hasil survei Median yang dilakukan pada 4-16 November 2018 terhadap 1.200 responden, populasinya seluruh warga yang memiliki hak pilih.

Jokowi-Ma'ruf mendapat kepercayaan di Pulau Jawa dan di desa-desa di Indonesia dengan elektabilitas 47,7 %.

"Kalau kita lihat keunggulan Jokowi atas Prabowo di semua Pulau Jawa itu selisih kemenangannya lebih besar di Jawa daripada di luar Jawa, dan lebih besar dari desa daripada di kota," kata Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (27/11).

Hasil elektabilitas pasangan nomor urut 01 itu, kata Rico, kubu Jokowi punya gaya komunikasi yang lebih dekat dengan masyarakat pedesaan.

Jokowi juga kerap menggunakan simbol-simbol sehingga masyarakat bisa lebih mudah menangkap pesan.

"Tim Prabowo harus memikirkan bagaimana caranya memilih bahasa yang sederhana sehingga mereka bisa masuk kembali ke desa. Makanya sebenarnya Jokowi unggul di sana karena pandai dalam memilih simbol. Dulu dia waktu orang sibuk konflik, dia pilih simbol adu sarung tinju. Itu kan bahasa simbol, bahasa yang mudah dimengerti orang," papar Rico.

Pada poin itu, Jokowi menjadi lebih diterima di kalangan pedesaan. Meski begitu, kubu Jokowi dinilai kedodoran saat adu gagasan dengan kubu Prabowo di kalangan perkotaan.

"Bahasa Prabowo-Sandi dan timnya itu bahasa yang menurut saya perkotaan, terlalu tinggi visi misi gagasan. Makanya mereka nggak kena di desa. Jokowi lebih jago. Itu juga kenapa Jokowi suaranya lebih rendah di kota karena memang secara adu gagasan mungkin agak kedodoran gitu," jelas Rico.

Dalam masa kampanye yang sudah berjalan dua bulan ini, kedua kubu belum mulai mengadu gagasan.

Rico mengatakan sebetulnya perdebatan yang terjadi masih bisa dianggap sehat selama tidak ada saling serang dalam konteks fisik.

Pada Pilpres ini diperlukan adu gagasan dan adu kecerdasan. "Bangsa ini harus terbiasa berargumen tanpa berkelahi. Jadi kerasnya perdebatan di medsos, terutama di wilayah perkotaan ini, itu sebenarnya gejala yang sehat asal tidak diikuti dengan gejala saling serang, saling serbu," ungkap Rico.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×