kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Survei CSIS &Tenggara Strategis: Grab berkontribusi pada perekonomian Indonesia


Kamis, 11 April 2019 / 14:51 WIB
Survei CSIS &Tenggara Strategis: Grab berkontribusi pada perekonomian Indonesia


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menurut hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia dan Tenggara Strategis, Grab Indonesia diperkirakan memberikan kontribusi sebesar Rp 48,9 triliun pada perekonomian Indonesia.

Dalam survei tersebut CSIS dan Tenggara Strategic menyebut pendapatan mitra pengemudi GrabBike dan GrabCar meningkat 113% dan 114%, menjadi rata-rata Rp 4 juta dan Rp 7 juta.

Maka dengan menawarkan peluang pendapatan kepada sekitar 300.000 mitra pengemudi dan 40.000 agen kudo individual yang sebelumnya menganggur, CSIS dan Tenggara Strategics memperkirakan input ekonomi Grab sebesar Rp 15,4 triliun di 2018. 

Mengutip siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Kamis (11/4), Grab dinilai telah meningkatkan peluang pendapatan bagi pekerja di sektor informal melalui pemanfaatan teknologi. Kesimpulan ini diambil CSIS dan Tenggara Strategics setelah melakukan survei terhadap lima kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar.

Berdasarkan temuan riset, CSIS dan Tenggara Strategics mengestimasikan bahwa Grab berkontribusi sebesar Rp 48,9 triliun ke perekonomian Indonesia pada tahun 2018 melalui empat lini usahanya.

Angka kontribusi ekonomi diestimasi dari survei terhadap 3.418 responden yang dilakukan dari November hingga Desember 2018 terhadap pendapatan mereka yang diperoleh melalui platform Grab. GrabFood adalah penyumbang terbesar, diikuti oleh GrabBike dan GrabCar.  Sementara itu, Kudo telah memberikan dampak signifikan di kota-kota tingkat kedua dan ketiga di Indonesia.

Ketua Tim Peneliti Yose Rizal Damuri  yang juga Kepala Departemen Ekonomi CSIS mengatakan, pendapatan yang ada di dalam sektor informal di Indonesia sangat rendah, dan bahkan lebih rendah daripada Upah Minimum Provinsi (UMP). Salah satu penyebabnya adalah karena rendahnya permintaan terhadap produk dan jasa sektor informal.

"Penggunaan dan pemanfaatan teknologi, dalam hal ini Grab, dapat membantu mempertemukan dan menghasilkan permintaan terhadap produk dan jasa pekerja informal tersebut, sehingga pendapatan yang didapatkan bisa meningkat,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×