kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani: Penurunan konsumsi dan investasi di kuartal III-2020 bisa picu resesi


Senin, 07 September 2020 / 17:55 WIB
Sri Mulyani: Penurunan konsumsi dan investasi di kuartal III-2020 bisa picu resesi
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kiri) mengikuti rapat kerja


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, di kuartal III-2020 komponen pertumbuhan ekonomi yakni konsumsi rumah tangga dan investasi masih akan melambat secara tahunan.

Mengingat aktivitas ekonomi pada Juli-September 2020 belum pulih dibandingkan dengan periode sama tahun 2019. Dus, peluang ekonomi berada di zona resesi terbuka lebar. Kementerian Keuangan memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 di level minus 2% sampai 0%.

Baca Juga: Program PEN belum berdampak, CORE prediksi ekonomi Indonesia minus 3% di kuartal III

“Oleh karena itu kalau secara teknik di kuartal III kita ada di zona negatif, maka resesi terjadi. Namun, itu tidak berarti kondisinya sangat buruk karena kontraksinya lebih kecil dan itu menandakan ada pemulihan,” kata Menkeu seusai Rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Senin (7/9).

Menkeu menegaskan, ekonomi tidak bisa dilepaskan dari penanganan kesehatan dari pandemi corona virus disease 2019 (Covi-19). Makanya, isu kesehatan menjai fokus utama pemerintah saat ini. Sambil Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilonggarkan agar ekonomi bisa berjalan.

“Masalah utama fokus utama menanggulangi Covid, terutama dari kegiatan sosial-ekonomi bisa mengikuti dengan baik, protokol kesehatan,” ujar Menkeu.

Sri Mulyani bilang, meski ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 minus, namun dirinya memastikan akan lebih baik daripada kuartal II-2020. Hal tersebut dilandasi atas indikator ekonomi per Juli-Agustus 2020 yang pulih dibanding April-Juni 2020.

Namun, Menkeu bilang tantangan pemerintah saat ini adalah agar level negatif ekonomi di periode ini bisa mendekati 0%. 

Maka dari itu, konsumsi, investasi dan ekspor harus meningkat dengan tinggi. Dari sisi konsumsi akan diakselerasi dengan percepatan belanja pemerintah. 

“Namun, kemungkinan meski belanja diakselerasi, konsumsi dan investasi belum bisa masuk ke zona positif, karena aktivitas ekonomi belum kembali normal,” kata Menkeu Sri Mulyani.

Baca Juga: CORE: Dampak percepatan program PEN baru akan terasa di kuartal IV-2020

Menkeu berharap, di kuartal IV-2020 pemulihan ekonomi dapat terus berlanjut seiring dengan percepatan belanja pemerintah dengan motor penggerak dari program-program dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“PEN didorong sehingga konsumsi secara bertahap pulih, investasi pulih, ekspor didorong, kita berharap kinerja kuartal III-2020 lebih baik dan kita jaga sampai di kuartal IV-2020,” pungkas Sri Mulyani. 

Selanjutnya: Subsidi gaji karyawan dan BLT UMKM jadi senjata pamungkas ekonomi di kuartal III-2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×