kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,01   -19,50   -2.08%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani: Pengendalian inflasi salah satu fokus kebijakan makro tahun depan


Selasa, 11 Juni 2019 / 16:16 WIB
Sri Mulyani: Pengendalian inflasi salah satu fokus kebijakan makro tahun depan


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan tanggapan atas pandangan fraksi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terhadap Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020. 

Dalam Rapat Paripurna ke-19 di DPR hari Selasa (11/6), Sri Mulyani memberi penjelasan atas asumsi-asumsi makroekonomi serta pokok kebijakan fiskal yang dirancang pemerintah untuk anggaran tahun 2020. Salah satu fokus pemerintah untuk mencapai target tersebut akan mengendalikan inflasi.

Pada rapat paripurna sebelumnya, fraksi-fraksi DPR telah menyampaikan pandangan umum atas KEM dan PPKF RAPBN 2020 tersebut. Salah satunya, terkait asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 yang ditargetkan pada kisaran 5,3% - 5,6% di tengah perlambatan ekonomi global dan realisasi pertumbuhan yang belum pernah mencapai target pemerintah dalam empat tahun terakhir.

Dalam rapat yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon tersebut, Sri Mulyani menjelaskan kisaran target pertumbuhan ekonomi 2020 ditetapkan dengan sikap hati-hati namun tetap menjaga optimisme secara terukur.

“Perkiraan batas bawah menunjukkan risiko global yang meningkat, sedangkan proyeksi batas atas menunjukkan potensi pertumbuhan ekonomi apabila semua unsur penyumbang pertumbuhan terwujud,” kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu di hadapan anggota Rapat Paripurna.

Untuk mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani mengatakan pengendalian inflasi menjadi salah satu fokus utama kebijakan makro tahun depan. Strategi pengendalian laju inflasi, lanjutnya, akan diwujudkan dalam strategi 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

Risiko tekanan inflasi, menurutnya, kerap muncul dari masalah ketersediaan pasokan dan distribusi. “Untuk itu pemerintah berupaya keras menguatkan sisi penawaran dengan meningkatkan kapasitas produksi nasional melalui dukungan subsidi pupuk dan kredit sektor pertanian, bantuan benih dan alat mesin pertanian, serta pembangunan infrastruktur untuk mendukung ketersediaan pasokan domestik,” tuturnya.

Inflasi nasional pada tahun 2020 ditargetkan pemerintah berada dalam sasaran yang berkisar 2% - 4%.

Selain menyampaikan tanggapan atas pandangan fraksi-fraksi, Sri Mulyani juga mengapresiasi masukan yang diberikan kepada pemerintah terkait KEM dan PPKF RAPBN 2020. Ia berharap, pembahasan pembicaraan pendahuluan RAPBN 2020 berjalan lancar dan dapat selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

Selanjutnya sore ini, Sri Mulyani akan lanjut menghadiri Rapat Kerja Pembahasan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN TA 2020 dan RKP Tahun 2020 di Badan Anggaran DPR. Agenda dalam raker tersebut adalah penyampaian RKP Tahun 2020 serta KEM PPKF RAPBN TA 2020, serta pembentukan panja-panja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×