kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani cermati pergerakan makroekonomi AS


Selasa, 24 Oktober 2017 / 14:25 WIB
Sri Mulyani cermati pergerakan makroekonomi AS


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terkuak sudah calon Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) pengganti Janet Yellen. Presiden Donald Trump menominasikan dua kandidat Gubernur The Federal Reserve, yakni Jerome Powell dan John Taylor.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah masih akan menunggu sosok yang terpilih menjadi Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) untuk menentukan sikap pemerintah.

"Tentu kita akan lihat siapa yang akan terpilih dan arah kebijakannya. Tapi, pada dasarnya dari perekonomian AS, adanya pergerakan di sektor riil, apakah dari sisi unemployment atau inflasi harga, akan sangat menentukan policy dari The Fed," ujar Sri Mulyani di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan (Kemkeu), Jakarta, Selasa (24/10).

Reuters, Jumat (20/10) melaporkan, dua kandidat tersebut akan masuk jajaran Dewan Gubernur The Fed. Kombinasi Powell dan Taylor diyakini akan lebih memberi warna kebijakan The Fed di masa mendatang. Powell yang mendukung pendekatan Yellen dalam menaikkan suku bunga akan memberikan kontinuitas kebijakan moneter The Fed yang diinginkan investor.

Sedangkan, Taylor selama ini menganjurkan penggunaan pendekatan yang lebih luas dalam menentukan arah suku bunga. Ia menyiratkan bahwa suku bunga acuan The Fed seharusnya lebih tinggi dari sekarang.

Taylor dalam sebuah pertemuan di Boston, mengatakan dia menyukai implementasi peraturan kebijakan yang fleksibel dan tidak ingin mengikat The Fed.

Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, BI melihat adanya pengaruh dari isu pergantian pimpinan The Fed Janet Yellen yang masa jabatannya akan berakhir pada Februari 2018 dan normalisasi neraca bank sentral AS.

Meski begitu, menurut Agus, secara umum kondisi ekonomi Indonesia dalam kedaan yang baik, di antaranya pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan berada diangka 5,1%-5,2% pada 2017. Adapun angka inflasi akan tetap terkendali di level 3,66% dan defisit anggaran tidak lebih 3%.

"Jadi kondisi ini adalah kondisi yang cukup baik dari Indonesia. Tetapi perkembangan di luar negeri tetap perlu diwaspadai," kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×