kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soal kalung antivirus corona, begini penjelasan Kementan


Senin, 06 Juli 2020 / 13:27 WIB
Soal kalung antivirus corona, begini penjelasan Kementan
ILUSTRASI. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menyematkan kalung antivirus corona kepada salah seorang jurnalis Jumat 3 Juli 2020 di Jakarta


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian (Kementan) Fadjry Djufry membantah bahwa pihaknya akan memproduksi massal produk antivirus corona yang berbasis tanaman atsiri (eucalyptus).

“Terdapat beberapa hal yang harus kami luruskan dengan pemberitaan ini. Pertama Kementan adalah Lembaga pemerintahan, bukan perusahaan sehingga tidak mungkin memproduksi suatu produk. Kementan dalam hal ini adalah penghasil teknologi termasuk produk eucalyptus,” kata Fadjry dalam live streaming Youtube, Senin (6/7).

Baca Juga: Kalung antivirus corona Kementerian Pertanian diproduksi massal, bagaimana izinnya?

Fadjry mengatakan, Balitbangtan sebagai salah satu unit eselon 1 di bawah Kementan yang memiliki mandat melakukan penelitian dan pengembangan, termasuk meneliti potensi eucalyptus yang merupakan salah satu jenis tanaman atsiri.

Fadjry mengatakan, saat awal pandemi, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) yang memiliki mandat melakukan penelitian bidang tanaman rempah, obat dan atsiri sudah menginventarisir beberapa tanaman potensial sebagai peningkat imunitas dan juga antivirus.

Data ini diperoleh baik dari hasil-hasil penelitian selama hampir 40 tahun Balittro berdiri ataupun dari publikasi ilmiah. Ia menyebutkan, terdapat sekitar 50 tanaman yang diidentifikasi, dan lebih 20 yang sudah diekstraksi dan diketahui bahan aktifnya.

Selanjutnya dilakukan pengujian oleh Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet) terhadap kemampuan antivirus pada virus influenza dan virus corona model (beta dan gama corona).

Di Indonesia, saat ini belum ada laboratorium yang mampu menumbuhkan virus SARS-CoV-2 pada sel kultur. Hasil pengujian menunjukkan beberapa ekstrak tanaman potensial sebagai antivirus pada pengujian in vitro pada media tumbuh.

Dengan konsentrasi terukur minyak eucalyptus mampu membunuh hingga 100% virus influenza maupun virus corona.

Baca Juga: Kementan sebut kalung eucalyptus sebagai antivirus vorona, IDI angkat bicara

Tahapan selanjutnya dari penelitian ini adalah pengembangan produk dengan bahan dasar minyak oleh Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) yang memiliki kompetensi termasuk pengembangan produk berbasis nanoteknologi.

Terdapat lima bentuk sediaan yang dikembangkan, yaitu roll on, inhaler, balsam, minyak aromaterapi dan kalung aromaterapi. Saat ini paten atas produk eucalyptus sudah didaftarkan ke Ditjen HKI dan sudah dilisensi oleh mitra industri.




TERBARU

[X]
×