kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentimen global negatif, pemerintah tetap berharap yield SUN menurun di 2020


Rabu, 08 Januari 2020 / 16:42 WIB
Sentimen global negatif, pemerintah tetap berharap yield SUN menurun di 2020
grace.olivia@kontan.co.id-Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menjelaskan soal penerbitan Global Bond untuk pembiayaan defisit APBN 2019, Jumat (25/10) di Press Room Kementerian Keuangan.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan pembayaran bunga utang pemerintah melandai seiring dengan turunnya tingkat imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) sepanjang tahun 2019 lalu. 

Kementerian Keuangan mencatat realisasi pembayaran bunga utang pemerintah sebesar Rp 275,5 triliun atau tumbuh hanya 6,8% secara year-on-year (yoy). Yield SUN tenor 10 tahun dalam denominasi rupiah mengalami penurunan sebesar 12%, sedangkan yield SBN tenor 10 tahun untuk denominasi dolar AS turun jauh lebih besar mencapai 35%.  

Baca Juga: Realisasi pembayaran bunga utang Indonesia capai Rp 275,5 triliun

Tahun ini, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Luky Alfirman berharap dapat tetap mengelola pembayaran bunga utang agar tidak tumbuh makin tinggi lagi. Ia juga optimistis yield SUN dapat tetap terjaga rendah di sepanjang tahun ini. 

Meski begitu, Luky menjelaskan, yield SUN terbentuk oleh sejumlah faktor dan merupakan kombinasi faktor internal maupun eksternal. 

“Secara eksternal, kondisi global dengan kebijakan moneternya yang masih loose membuat kita dapat menikmati capital inflow. Tapi kita juga terus mewaspadai faktor lain, misalnya trade war, brexit, dan ketegangan AS-Iran yang menyebabkan volatilitas sentimen global,” tutur Luky. 

Baca Juga: Bank pelat merah makin getol salurkan KUR




TERBARU

[X]
×