kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah menguat, ini faktor penopangnya menurut Sri Mulyani


Jumat, 09 November 2018 / 15:45 WIB
Rupiah menguat, ini faktor penopangnya menurut Sri Mulyani
ILUSTRASI. Menkeu Sri Mulyani


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi rupiah yang terus menguat tak terlepas dari membaiknya pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terus terjaga. Pada kuartal III-2018, ekonomi Indonesia tumbuh 5,17% dengan angka inflasi 0,28%.

"Selama 2018 ini banyak yang bisa kita topang berdasarkan pondasi Indonesia," ungkap Sri Mulyani di kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jumat (9/11).

Sri Mulyani juga bilang postur APBN yang sehat dan kredibel juga dorong penguatan rupiah. Dia juga menjelaskan secara detil mengenai pembiayaan yang ditekan serta defisit yang makin turun. Kemudian belanja produktif, sektor riil serta penerimaan pajak yang hampir semua sektor kontribusinya tumbuh dobel digit. "Indonesia perlu untuk terus mengembangkan mengenai pentingnya fondasi-fondasi ini dikomunikasikan," ungkapnya.

Selain itu, kondisi politik global juga berpengaruh pada penguatan rupiah. Dia berharap ada rasionalisasi dari para pelaku ekonomi global melihat kondisi politik global dan fundamental Indonesia. Apabila demikian, Tanah Air bisa mendapatkan capital inflow yang positif.

"Makin kita berkomunikasi, kita berharap bahwa pelaku ekonomi terutama di tingkat regional dan global akan mengenali itu dan oleh karena itu pada saat mereka lebih rasional, kita akan mendapatkan apa yang disebut dengan capital inflow yang lebih positif. Tapi kita tetap harus hati-hati," jelasnya.

Sri Mulyani juga memaparkan hasil pertemuannya di Australia dan Singapura. Para investor dan pelaku ekonomi melihat Indonesia tidak seharusnya masuk ke dalan negara rentan karena kondisi fundamentalnya yang baik.

"Waktu saya di Singapura kemarin, kita juga bicara angka yang ada di Indonesia sangat positif. Jadi indonesia tidak seharusnya masuk ke negara vulnerable," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×