kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah masih fluktuatif, begini penjelasan Gubernur BI


Rabu, 06 Mei 2020 / 15:39 WIB
Rupiah masih fluktuatif, begini penjelasan Gubernur BI
ILUSTRASI. BI tetap yakin nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat ke level Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tetap yakin nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat ke level Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir tahun 2020.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pergerakan nilai tukar ini dipengaruhi oleh faktor teknikal jangka pendek, dan faktor fundamental untuk jangka panjang.

"Faktor fundamental kita masih bagus. Inflasi kita rendah, defisit transaksi berjalan (CAD) di keseluruhan tahun yang semula diperkirakan 2,5% - 3% dari PDB bahkan bisa di bawah 2% dari PDB. Yield Surat Berharga Negara (SBN) juga menarik bagi investor asing untuk membeli," kata Perry, Rabu (6/5) via video conference.

Baca Juga: BI: Meski cuma 2,97%, capaian ekonomi Indonesia lebih baik dibanding negara lain

Perry menyebutkan, faktor teknikal ikut menggerakkan nilai tukar rupiah dalam seminggu terakhir. Menurutnya, di minggu lalu nilai tukar rupiah mampu bergerak di bawah Rp 15.000 atau lebih tepatnya Rp 14.900 per dolar AS.

Namun pada Senin (4/5), rupiah melemah ke level Rp 15.050. Perry bilang, pelemahan ini sebagai imbas dari berita buruk berupa ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China akibat tuduhan Presiden AS Donald Trump tentang sumber virus Covid-19. Selain itu, ada juga berita tentang ketegangan Korea Utara dan Korea Selatan.

Selasa (5/5), kurs rupiah mampu menguat ke level Rp 15.030 akibat berita baik berupa pembukaan sejumlah daerah perekonomian di AS dan di benua Eropa.

"Ditambah ada pernyataan dari anggota The Fed yang bilang bahwa ekonomi AS akan membaik di semester II meski di semester I resesi. Pernyataan ini membawa perkembangan positif," tambah Perry.

Perry juga melihat adanya sumber kekuatan lain bagi nilai tukar rupiah, yaitu aliran modal asing. Ia optimistis, setelah wabah Covid-19 ini selesai, akan semakin banyak aliran mdoal asing yang masuk ke Indonesia sehingga bisa mendukung nilai tukar rupiah bergerak menguat hingga akhir tahun ini.

Baca Juga: Meski ada outflow, Gubernur BI yakin arus modal asing tetap mengalir ke Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×