kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Risiko fiskal BUMN makin meningkat, Kemkeu sudah antisipasi


Rabu, 28 Agustus 2019 / 10:36 WIB
Risiko fiskal BUMN makin meningkat, Kemkeu sudah antisipasi
ILUSTRASI. Presiden serahkan RUU APBN 2020 beserta Nota Keuangan


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengkaji beberapa risiko fiskal yang berpotensi berdampak terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di tahun 2020. Salah satunya ialah risiko yang berasal dari beban penugasan terhadap BUMN. 

Dalam Nota Keuangan RAPBN 2020, pemerintah menjabarkan risiko fiskal tersebut salah satunya berasal dari program percepatan infrastruktur, terutama penugasan terhadap BUMN. Hal ini berdampak pada kenaikan kewajiban kontijensi (contingent liability) yang signifikan dan peningkatan kerentanan sektor keuangan. 

Ekonom Indef Abra Talattov mencatat, alokasi penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN selama periode 2015-2018 mencapai Rp 130,3 triliun. Dalam RAPBN 2020, pemerintah mengalokasikan PMN sebesar Rp 17,7 triliun untuk BUMN. 

“Namun, di kala alokasi PMN sangat besar justru masih banyak BUMN yang menghadapi tekanan keuangan, yang pada gilirannya kembali membebani APBN,” ujar Abra dalam diskusi belum lama ini. 

Baca Juga: Tekan biaya dan risiko, simak strategi pembiayaan utang pemerintah

Ini terlihat dari laba BUMN yang mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir lantaran besarnya beban penugasan proyek infrastruktur dari pemerintah. 

Pemerintah dalam RAPBN 2020 telah membuat peta risiko fiskal dengan indikator dampak (impact) dan kemungkinan keterjadian (likelihood). Hasilnya, meski risiko BUMN dalam pembangunan infrastruktur memiliki kemungkinan keterjadian jarang, namun risiko tersebut berada pada level dampak yang signifikan (level 4). 

Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman menjelaskan, memang terdapat risiko BUMN yang sifatnya memiliki eksposur langsung terhadap APBN. 

Risiko yang langsung berdampak kepada APBN, misalnya, akibat pembayaran klaim terhadap pinjaman atau pendanaan BUMN infrastruktur yang dijamin oleh pemerintah.

“Itu dalam bentuk proyek-proyek yang dijamin oleh pemerintah, seperti proyek strategis nasional (PSN) yang saat ini eksposurnya kurang lebih 1,18% dari PDB,” tutur Luky, Senin (26/8). 

Ada pula risiko yang tidak berdampak langsung kepada APBN yaitu kegagalan keuangan BUMN memicu APBN sebagai last resort untuk menyelamatkan keuangan BUMN infrastruktur serta dampak penjalaran kegagalan keuangan BUMN infrastruktur kepada perbankan dan pasar modal.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×