kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Riset dan budidaya penting untuk ketahanan pangan


Rabu, 21 Oktober 2020 / 22:47 WIB
Riset dan budidaya penting untuk ketahanan pangan
ILUSTRASI. Membangun sistem pangan berkelanjutan perlu menjadi salah satu prioritas.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membangun sistem pangan berkelanjutan perlu menjadi salah satu prioritas. Sistem pangan berkelanjutan tak hanya jadi antisipasi dari krisis pangan karena pandemi tapi juga sebagai jaminan akses pangan ke depan.

Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Franciscus Welirang menyebut ada dua hal yang perlu ditekankan saat ini. Pertama adalah perlunya penelitian akan benih, kedua penelitian mengenai budidaya. Franky menekankan penting penelitian.

Terlebih bisa dilihat saat pandemi semakin tergambar bagaimana pentingnya sebuah penelitian dalam upaya menyelesaikan suatu permasalahan. "Riset di benih sangat penting dalam sistem atau pola kebutuhan kehidupan pangan kita terutama produk pertanian, kemudian paling penting kedua ialah budidaya sudah merupakan tantangan dengan teknologi yang tepat guna," ungkap Franky dalam webinar Covid-19 & Sistem Pangan Berkelanjutan: Dampak, Tantangan & Peluang Bagi Industri Pangan, pada Rabu (21/10).

Franky juga menyebut beragam kuliner yang ada di Indonesia tentunya memiliki kandungan nutrisinya yang bermanfaat pada kesehatan. Dia menyebut perlu adanya informasi mengenai kandungan-kandungan yang ada pada kuliner Indonesia.

Baca Juga: Wujudkan ketahanan pangan nasional, Kemenperin pacu hilirisasi sagu

"Kita melihat di kuliner Indonesia ada makanan sayur pepaya ada sayur asam, makanan dengan daun kelor. Yang kita tidak ketahui adalah katanya ada khasiatnya tapi secara akademis atau pengetahuan apa sih isi dari daun kelor, ada apa di sayur asem kita yang bisa memberikan manfaat kepada kesehatan. Informasi-informasi ini yang sekarang ini minim," kata Franky.

Selain sayuran, bumbu-bumbu atau rempah disebut Franky juga memiliki kandungan yang belum sepenuhnya diketahui. "Kita harus tahu sejauh mana sayuran atau masakan kuliner kita itu apa aja di dalamnya. Kita punya produk kuliner yang beraneka ragam tetapi kita belum bisa mengangkat atau mengetahui nutrisi nutrisi di dalamnya, ini jadi tantangan," imbuh dia.

Baca Juga: Begini upaya pemerintah menjaga kedaulatan pangan di masa pandemi corona

Terkait bidang penelitian, Indofood memiliki program yang mendukung riset mengenai pangan yang dilakukan oleh mahasiswa. Indofood membagikan dana riset bagi 60 penelitian pangan mahasiswa S1 dari 31 perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia dalam Program Indofood Riset Nugraha (IRN) periode 2020/2021.

Tahun ini program IRN menarik lebih dari 300 proposal penelitian dari para mahasiswa yang berada di 38 perguruan tinggi. Kemudian setelah diseleksi terpilih 60 proposal penelitian yang berasal dari 31 perguruan tinggi. Tujuan dari program ini adalah mendorong terciptanya ide-ide kreatif dan inovatif untuk memecahkan permasalahan pangan lokal maupun internasional.

Baca Juga: Pangan Fungsional di Tengah Pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×