kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi Minyak Kita Tahun Depan Bakal Merosot


Senin, 08 September 2008 / 22:01 WIB


Reporter: Hikmah Yanti | Editor: Test Test

Jakarta. Minyak semakin langka. Produksi Indonesia juga akan turun lagi tahun depan. Itu tergambar pada turunnya produksi empat perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) minyak dan gas bumi (migas). Otomatis, pemerintah harus menurunkan asumsi produksi minyak siap jual (lifting) di dalam anggaran negara.

Empat perusahaan KKKS yang pasti menurunkan produksinya juga bukan perusahaan kelas teri. Mereka termasuk lima besar kontraktor migas di Indonesia. Produksi PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), misalnya, akan turun dari rata-rata 411.000 barel per hari tahun ini menjadi 382.000 barel per hari. Meski tahun ini mencapai produksi tertinggi dalam 10 tahun terakhir sebesar 76.820 barel per hari, tahun depan produksi ConocoPhillips pasti turun menjadi 42.950 barel per hari. "Karena masalah teknis," kata James Taylor, Presiden Direktur PT ConocoPhillips Indonesia.

Medco E&P juga sama. Tahun ini, Medco E&P menyedot rata-rata 32.000 barel per hari. Tahun depan, Medco E&P hanya menargetkan 29.850 barel per hari. "Kami perkirakan ada penurunan 6%-7%. Soalnya, ada cadangan yang mulai kering," ungkap Budi Basuki, Direktur Aset Produksi PT Medco E&P Indonesia. Sementara, produksi Exxon dari sumur Banyu Urip, Cepu tahun depan juga baru bisa mencapai 20.000 barel per hari.

Yang masih berani optimistis cuma PT Pertamina EP.  Tahun depan, anak usaha Pertamina itu yakin bisa memproduksi 125.500 barel per hari, naik dari kapasitas sekarang sebesar 112.960 barel per hari. "Target produksi kami naik 6,2%," ujar Direktur Utama PT Pertamina EP, Tri Siwindono.

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah berusaha mengerek produksi dengan mengintensifkan pengelolaan sumur-sumur tua. "Tapi, langkah ini memerlukan investasi cukup besar. Belum lagi lambatnya proses perizinan," kata Evita Legowo, Direktur Jenderal Migas ESDM.

Penurunan produksi ini memaksa pemerintah harus menurunkan asumsi produksi minyak tahun depan menjadi 950.000 barel per hari. Sementara, target produksi tahun ini masih sebesar 977.000 barel per hari. Ini juga sudah termasuk produksi Chevron sebesar 50.000 barel yang selama ini ditukar (swap) dengan gas ConocoPhillips.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×