Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hanya memiliki satu kreditur dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang tengah dijalaninya, PT Tobu Indonesia Steel masih dapat perpanjangan.
"PKPU diperpanjang 42 hari, dan akan berakhir pada 21 Desember, sementara batas akhir PKPU 270 hari akan habis pada 31 Desember," kata pengurus PKPU Tobu Budi Rahmad kepada Kontan.co.id, Selasa (6/11) di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
PKPU diperpanjang, sebab kata Budi, Tobu dan kreditur satu-satunya, yaitu PT Bank Permata Tbk (BNLI) belum menyetujui rencana perdamaian yang diajukan.
Pun Kuasa Hukum Permata Davin Varian dari Kantor Hukum Swandy Halim & Partners bilang, pihaknya masih menunggu investor yang dijanjikan oleh Tobu.
"Kita belum sepakat soal rencana perdamaian, dan katanya juga debitur masih mau cari investor. Makanya kita minta perpanjangan PKPU," kata Davin dalam kesempatan yang sama.
Asal tahu, Tobu diputus masuk proses PKPU sejak 12 April 2018 melalui perkara bernomor No.28/Pdt.Sus-PKPU/2018/PN.Jkt.Pst. yang diajukan Permata.
Sementara saat proses PKPU, hanya Permata yang mendaftarkan tagihannya, senilai Rp 160,91 miliar. Dengan rincian berupa Revolving Loan senilai US$ 4,58 juta, dan dua fasilitas Letter of Credit masing-masing senilai US$ 3,63 juta, dan US$ 2,96 juta, ditambah Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) senilai Rp 7,03 miliar.
"Kreditur sebenarnya banyak, hanya saja memang tak mendaftarkan tagihan dalam PKPU. Kemarin debitur juga melaporkan ada tagihan dari pajak, tapi memang tidak mendaftar ke kami," lanjut Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
