kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Petani pertanyakan dasar pemberian kuota impor beras Bulog


Minggu, 19 Agustus 2018 / 18:41 WIB
Petani pertanyakan dasar pemberian kuota impor beras Bulog
ILUSTRASI. Bongkar muat beras di Pasar Induk Beras Cipinang


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog telah mendapatkan persetujuan impor beras sebanyak 2 juta ton di tahun ini. Ini merupakan total kuota impor dari tahap pertama hingga tahap ketiga.

Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mempertanyakan dasar pemberian impor tersebut. Pasalnya, sejak persetujuan impor di tahap pertama dan tahap kedua, harga beras sudah menunjukkan penurunan.

“Tahap satu kan sudah 500.000 ton, tahap dua juga 500.000 ton. Sekarang bertambah lagi 1 juta ton. Ini dasar pemerintah apa memberikan kuota sebanyak ini,” ujar Winarno kepada Kontan.co.id, Minggu (19/8).

Menurut Winarno, harga gabah kering panen (GKP) saat ini berkisar Rp 3.900 - Rp 4.000 per kg dan harga gabah kering giling (GKG) berkisar Rp 4.700 per kg. Padahal, menurutnya, seharusnya harga GKP sudah mencapai Rp 4.200 per kg dan harga GKG sudah sekitar Rp 5.000 - Rp 5.500 per kg.

“Kalau dasarnya karena harga gabah yang tinggi, ini karena HPP berdasarkan Inpres No. 5 tahun 2015 belum diubah sampai saat ini. Seharusnya harga GKP Rp 4.200 per kg, tetapi sampai sekarang HPP GKP masih Rp 3.700 per kg,” tutur Winarno.

Lebih lanjut Winarno menuturkan, adanya impor beras ini bisa jadi mematahkan semangat petani menanam padi. Dengan petani yang tidak semangat menanam, produksi beras akan menurun dan akhirnya impor beras akan kembali dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×