kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyebab ekonomi Indonesia baru akan rebound di kuartal II 2021


Senin, 18 Januari 2021 / 22:04 WIB
Penyebab ekonomi Indonesia baru akan rebound di kuartal II 2021
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/9/2020). Penyebab ekonomi Indonesia baru akan rebound di kuartal II 2021.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini baru akan mulai rebound di kuartal II-2021.

Sebab, pada kuartal I-2021 ekonomi masih akan tertekan seiring pelemahan konsumsi masyarakat akibat pembatasan sosial untuk meminimalisasi penyebaran virus corona yang makin meningkat.

Kata Sri Mulyani, pada kuartal II-2021 paling tidak ada harapan mobilitas masyarakat akan lebih tinggi dibandingkan kuartal II-2020. Maklum pada April-Mei tahun lalu pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) untuk pertama kalinya.

Terlebih, kuartal II merupakan periode high season demand masyarakat sering dengan momentum Ramadhan dan libur Lebaran.

Baca Juga: Kasus Covid-19 masih tinggi, PSBB di DKI Jakarta berpotensi diperpanjang

“Sehingga kita punya foto di Jalan Thamrin Jakarta kosong, ada orang bawa bantal di Jalan Thamrin tidur, kan tidak akan terjadi lagi. Jadi kalau kita lihat kuartal II-2021 mobilitas lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, dan itu terjemahannya konsumsi lebih bagus,” kata Menkeu sasat wawancara khusus dengan Redaksi KONTAN, Jumat (15/1).

Menkeu optimistis pada kuartal II-2021 pertumbuhan ekonomi tidak akan sedalam periode sama tahun lalu yang minus 5,32% year on year (yoy). Dus, besar harapan pemerintah, ekonomi melanjutkan perbaikannya hingga kuartal III-2021 dan kuartal IV-2021.

Kendati demikian, Sri Mulyani menyampaikan vaksinasi akan menjadi penentu lompatan pemulihan ekonomi dalam negeri. Efektivitas vaksinasi dipercaya akan meningkatkan confidence masyarakat khususnya kelas menengah-atas untuk melakukan konsumsi.

“Terlihat kalau orang dengan vaksinasi dan disiplin kesehatan maka merasa lebih safe melakukan kegiatan. Sehingga mobilitas bisa lebih tinggi meningkat dibandingkan situasi tanpa vaksin dan kesadaran disiplin kesehatan,” kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Pemerintah belum berencana ubah skema subsidi LPG tahun ini

Di sisi lain, investasi dan ekspor diperkirakan akan menggeliat di sepanjang tahun ini. Hal ini mengingat ekonomi negara asal mitra dagang dan investor dalam negeri sudah pulih. Misalnya, Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi ekspor pada Desember 2020 mencapai US$ 16,54 miliar, tumbuh 8,39% dari bulan sebelumnya. Peningkatan secara bulanan ini didorong oleh adanya peningkatan ekspor minyak dan gas (migas) sebesar 33,66% month on month (mom).




TERBARU

[X]
×