kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Konsumsi pada 2018 tidak banyak berubah dari 2017


Kamis, 22 Maret 2018 / 20:24 WIB
Pengamat: Konsumsi pada 2018 tidak banyak berubah dari 2017
ILUSTRASI. Ilustrasi - Memompa Daya Beli Masyarakat


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat ekonomi melihat efek pembangunan infrastruktur belum akan berdampak pada perekonomian dalam waktu dekat.

Regional Research Department Office of Chief Economist PT Bank Mandiri Tbk Dendi Ramdani mengatakan, pembangunan infrastruktur memang memiliki dampak yang relatif lama terhadap perekonomian.

“Kita tidak bisa mengharap seperti sulap, dampak terhadap aktivitas ekonomi bisa sekejap meningkat karena kegiatan bisnis meningkat secara per lahan,” kata Dendi kepada Kontan.co.id, Kamis (22/3).

Pada masa kosntruksi, menurut Dendi, penyerapan tenaga kerja sektor konstruksi sekarang ini lebih sedikit karena penggunaan teknologi dan teknik konstruksi yang lebih efisien sehingga multiplier effect-nya relatif tidak tinggi.

Namun demikian, ia beranggapan dampak positif dari infrastruktur tentu akan muncul dan mengakselerasi pergerakan ekonomi dan bisnis. “Perkiraan saya minimal butuh waktu tiga sampai lima tahun untuk melihat secara nyata dampak infra tethadap pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.

Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Institute Eric Sugandi menambahkan, tahun ini konsumsi rumah tangga akan sedikit lebih baik dari tahun lalu. Hal ini didorong oleh harga komoditas yang naik dan aktivitas ekonomi yang sedikit meningkat walau tumbuhnya masih lambat.

“Tapi laju pertumbuhannya (konsumsi) tidak akan banyak berbeda dari tahun lalu. Walau lambat naiknya, harga komoditas akan naik trennya,” kata dia kepada Kontan.co.id.

Soal adanya perbedaan antara survei dan keadaan di lapangan, Eric menyatakan bahwa survei IKK adalah hasil dari persepsi responden. Untuk indeks yang berkait dengan ekspektasi hasilnya bisa sesuai atau tidak sesuai dengan kondisi aktual yang akan terjadi.

“IKK kan respondennya rumah tangga. Mesti lihat juga survey penjualan retailnya, yang respondennya pedagang ritel agar komprehensif,” ujar Eric.

Catatan saja, lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) melihat dampak dari pembangunan infrastruktur belum akan dirasakan dalam waktu dekat bagi perekonomian.

Paling tidak, menurut S&P, akan butuh lebih dari setahun lagi untuk menerjemahkan dampaknya. Oleh karena itu, kondisi perekonomian di Indonesia tahun depan tidak akan banyak berubah di mana masih akan ada kontradiksi antara kondisi makro dan performa perusahaan di lapangan.

Hal ini ditunjukkan dengan kontradiksi antara survei konsumen Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan keyakinan konsumen tetap berada pada level yang optimistis di tengah keadaan bisnis sektor consumer goods yang masih lemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×