kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peneliti: Kemauan dan kemampuan masyarakat membeli tiket pesawat masih aman


Rabu, 29 Mei 2019 / 21:53 WIB
Peneliti: Kemauan dan kemampuan masyarakat membeli tiket pesawat masih aman


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tiket pesawat pada rute domestik masih dapat dikatakan lazim, dilihat dari tingkat kemampuan dan kemauan masyarakat dalam membayar tiket pesawat. 

Hal ini merupakan temuan penelitian yang dilakukan oleh BUMN Research Group (BRG) sebagai unit independen di bawah LM FEB UI, dengan mengambil sampel 9 rute penerbangan tersibuk di Indonesia yang menggunakan layanan penerbangan dalam 4 bulan terakhir. Adapun total jumlah responden sebanyak 630 orang.

Arza Prameswara, peneliti BRG LMUI, menyebutkan bahwa penelitian ini berfokus pada analisis Affordability to Pay (ATP) dan Willingness to Pay (WTP) penumpang angkutan udara.

“Dari hasil kajian ini diketahui bahwa secara umum ATP dan WTP untuk angkutan udara di Indonesia relatif serupa berada di kisaran Rp 1 juta- Rp1,5 juta. Artinya kemampuan daya beli penumpang dengan perceived benefit cukup sejalan,” jelas Arza dalam siaran pers, Rabu (29/8).

Beberapa rute utama dalam kajian ini seperti Jakarta-Surabaya, Jakarta-Denpasar, dan Jakarta-Yogyakarta memang memiliki range tarif yang ditawarkan oleh maskapai masih berada di rentang ATP dan WTP konsumen.

“Namun, seperti halnya yang sering diberitakan selama ini dimana harga tiket untuk rute Jakarta-Medan dirasa mahal juga terbukti pada survei ini. Terdapat kesenjangan antara kemampuan dan kesediaan masyarakat untuk membeli,” tuturnya.

Dalam hasil riset BRG disebutkan bahwa kesediaan masyarakat untuk membeli tiket berada pada kisaran Rp1 juta-Rp1,5 juta, sedangkan harga tiket yang berlaku di rentang harga Rp 1 juta-Rp 2,8 juta. 

Hal ini kemudian mendorong fenomena beralihnya konsumen menggunakan maskapai asing dengan penerbangan transit internasional. “Kondisi tersebut sesuai dengan 21% responden yang menyatakan kesediaan untuk memilih penerbangan transit,” terang Arza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×