kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemikiran Ma'ruf Amin tentang arus baru ekonomi


Kamis, 14 Maret 2019 / 23:37 WIB
Pemikiran Ma'ruf Amin tentang arus baru ekonomi


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemajuan ekonomi digital harus dimanfaatkan untuk mendorong pemberdayaan ekonomi umat. Misalnya dalam usaha memberdayakan kelompok wirausaha dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam ekosistem digital, serta pengembangan industri financial technology (fintech) syariah.

“Keterbukaan ekonomi dalam era ekonomi digital akan mendorong kolaborasi antara pelaku ekonomi kecil dan industri besar sehingga tercipta efek trickle down yang dapat mendorong terciptanya ekonomi berkeadilan. Konsep tersebut sesuai dengan pemikiran K.H. Ma’aruf Amin tentang Arus Baru Ekonomi,” ujar Ketua Dewan Pembina Master C19 Portal KMA, Gus Syauqi dalam diskusi publik ‘Pemberdayaan Ekonomi Umat dalam Era Ekonomi Digital’ di Jakarta, Selasa (12/3).

Syauqi mengatakan pemberdayaan ekonomi umat setara dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, harus dibangun dengan prinsip keseimbangan yakni menguatkan yang lemah tanpa melemahkan yang kuat.

Karenanya, dibutuhkan sinergi antar semua pihak, baik usaha kecil, usaha besar dan pemerintah. “Perlu dibangun konsep kemitraan antara kelompok usaha kecil dengan usaha besar dan termediasi oleh masyarakat dan disponsori oleh pemerintah. Ini akan menjadi kesimbungan ekonomi yang dinamis,” katanya.

Menurut Praktisi Startup, Hamdan Hamedan, para pemangku kepentingan harus dapat menangkap peluang dalam era digitalisasi seperti saat ini untuk pemberdayaan ekonomi umat.

Dikatakan, mereka harus bisa menangkap trend dan perilaku penggunaan smartphone di Indonesia, mengupayakan nudging dalam membantu membentuk kebiasaan islami dan memberdayakan umat Islam dari segi religi, edukasi dan ekonomi.

“Dalam hal ini pemberdayaan santri menjadi urgensi, karena ada sekitar empat juta santri di Indonesia ditambah purna santri yang angkanya meningkat berpuluh-puluh kali lipat, namun secara umum mereka belum tergali untuk menerapkan pemberdayaan ekonomi umat,” kata Hamdan.

Sementara itu, akademisi dari Universitas Indonesia, Beginda Pakpahan mengatakan tantangan dari digitalisasi ekonomi di Indonesia adalah sumber daya manusia, regulasi, pelaksanaan di lapangan, infrastruktur komunikasi, teknologi, dan ekonomi syariah.

Menurutnya, masih terlalu banyak instansi pemerintah yang terlibat dalam mengatur digitalisasi ekonomi di Indonesia.

“Pemerintah harus mempertimbangkan kemungkinan untuk membentuk lembaga tersendiri yang bertugas melakukan pengaturan digitalisasi sektor ekonomi di Indonesia,” katanya. (Reynas Abdila)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Era Digitalisasi Dorong Pemberdayaan Ekonomi Umat,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×