kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah targetkan proses administrasi mega proyek 35.000 MW selesai 2019


Rabu, 10 Oktober 2018 / 12:53 WIB
Pemerintah targetkan proses administrasi mega proyek 35.000 MW selesai 2019
ILUSTRASI. PLTU BATANG


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menyatakan seluruh proses administrasi untuk mega proyek pembangkit listrik 35.000 Mega Watt (MW) selesai pada tahun 2019. Dengan begitu, diharapkan tahap Commercial Operations Date (COD) bisa selesai pada 2024.

Kepala Sub Direktorat Investasi Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, sebetulnya pembangunan mega proyek listrik ini masih on the track meskipun sedikit terlambat.

Keterlambatan itu karena penurun demand global dan pertumbuhan ekonomi. "Jadi ketahan sedikit. Awalnya kita mengira demand-nya bakal naik tinggi, ternyata tidak," ungkap Laode, Rabu (10/10).

Menurutnya, kedua isu tersebut merupakan isu sentral dunia. "Jadi kalau pertanyaannya ada perlambatan investasi? Tidak ada perlambatan investasi, seluruh sektor tidak hanya energi terpangaruh dari kondisi global. Jadi effort dari pemerintah masih on the track untuk 35 GW," jelas dia.

Maka itu, sejatinya dari Kementerian ESDM terus mengejar dari sisi administrasinya. Sebab, proses adminitrasi merupakan proses penting sebelum konstruksi.

"Kalau proses konstruksi ini kan alamiah. Begitu yang lain drop, dia juga ikut. Tapi administrasinya di tangan kita, makanya kita kejar terus, di 2019 semuanya sudah selesai," tambah Laode.

Sekadar tahu saja, proyek 35.000 MW ini awalnya ditargetkan bisa beroperasi seluruhnya pada 2019. Tapi sayangnya, target tersebut mundur karena terganjal masalah konstruksi.

Konstruksi ditunda

Laode mengklaim sebetulnya tidak ada penundaan dari sisi administrasi. Hanya saja, pemerintah menunda proses konstruksi.

Hal itu mengingat saat ini margin cadangan (reserve margin) dari PT PLN sebesar 30%. "Jadi kalau kita selesaikan semua bisa naik (reserve margin) menjadi 60%-80%. Nah ini kita buang-buang power. Jadi PLN-nya over investment," tambah dia.

Sebab, PLN banya berinvestasi tapi tidak ada yang memakai listrik. Tapi di sisi lain, dengan adanya jaminan investasi ini, Laode memprediksi akan membuat cadangan power semakin banyak.

"Sehingga dalam satu hingga dua tahun ke depan itu akan meningkat lagi (jaminan investasi) sehingga kelebihan kapasitas yang tadinya 30% itu bisa turun lagi, di situ kita mendapatkan benefit ekonomi dari pembangkit," tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×