kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah optimistis dapat menurunkan stunting hingga di bawah 20% tahun 2024


Kamis, 04 Juli 2019 / 14:42 WIB
Pemerintah optimistis dapat menurunkan stunting hingga di bawah 20% tahun 2024


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah optimistis akan bisa menurunkan stunting hingga berada di bawah angka 20% pada 2024. Untuk itu, pemerintah melakukan upaya serius melalui berbagai program dan kegiatan yang lebih tepat dan cepat.

“Strategi yang diambil adalah dengan mendorong dan memperkuat usaha konvergensi intervensi terhadap penyebab langsung (intervensi gizi spesifik) maupun terhadap penyebab tidak langsung,” kata Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan kantor Wakil Presiden RI, Bambang Widianto dikutip dari laman setkab.go.id, Kamis (4/7).

Untuk itu, lanjut Bambang, diperlukan kemampuan teknis dari bupati/walikota di seluruh tanah air untuk menangani ini. “Kalau sekarang 30%, mudah-mudahan 5 tahun ke depan tinggal 20%,” ujar Bambang.

Bambang merujuk pada banyak kisah sukses di tingkat kabupaten dan kota terkait pelaksanaan percepatan pencegahan stunting di daerah yang dapat dijadikan model oleh berbagai daerah. 

Dua di antaranya adalah Kabupaten Sumenep (Jatim) dan Kabupaten Banggali (Sulawesi Tengah) yang terbukti berhasil melompat dalam menurunkan angka prevaleni anak stunting.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak karena kurang gizi dan infeksi penyakit yang berulang. Penyebabnya adalah karena rendahnya asupan gizi dalam waktu cukup lama, terutama periode emas seribu hari pertama kehidupan (HPK) yang dihitung sejak anak dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

Jika stunting dibiarkan, maka Indonesia berpotensi kehilangan potensi sumber daya manusia  yang berkualitas karena anak stunting perkembangan otaknya tidak akan seperti anak yang tumbuh sehat. Kecerdasannya tidak optimal, dan jika dewasa rentan menderita penyakit degeneratif, seperti jantung, diabetes, dan lainnya.

Berdasarkan kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), angka stunting yang tinggi menyebabkan negara kehilangan potensi pendapatan sekitar Rp 250 triliun-Rp 300 triliun atau 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×