kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah kembangkan pusat logistik berikat generasi 2


Senin, 02 April 2018 / 22:41 WIB
Pemerintah kembangkan pusat logistik berikat generasi 2
ILUSTRASI. CKB LOGISTICS


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka meningkatkan kemudahan berusaha, pemerintah melalui Direktorat Bea dan cukai (DJBC) mengembangkan Pusat Logistik Berikat (PLB) generasi 2.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi mengatkan, pada 27 Maret lalu Presiden Joko Widodo telah meresmikan PLB tersebut. Dimana PLB ini merupakan pengembangan dari PLB generasi pertama yang banyak memberikan manfaat salah satunya efisiensi baya logistik perusahaan dan berimbas baik pada dweling time.

“Intinya dia ditumpuk di Singaura sekarang sudah ditumpuk di sini dengan cost inventory yang jauh lebih murah, Pelaku usaha bisa menghemat untuk barang satu kontainer itu sebesar Rp 7,18 juta untuk masa tiga bulan. Jadi lumayan,” ujar Heru saat konferensi pers di Gedung Kemkeu, Senin ( 2/4).

Selain itu, selama ini peran penghubung logistik antar negara diambil oleh Singapura dan Portland Malaysia. Indonesia memiliki potensi tersebut terutama di Malaysia barang-barang yang ditimbun sebagian besar merupakan barang-barang untuk keperluan di Indonesia.

Dalam PLB Generasi 2, lanjut Heru ada tambahan delapan bentuk yakni PLB industri besar, PLB Industri Kecil dan menengah (IKM), PLB e-commerce, PLB Bahan Pokok, PLB Hub cargo Udara, PLB Floating storage dan PLB Barang jadi.

“Untuk Hub cargo udara (transhipment) terutama di Ngurah Rai Bali dan Cengkareng. karena kalau kita lihat Bali, Bali itu ada ratusan internasional flight dan kebanyakan bawa penumpang, dan lambungnya kosong, dan ini tentunya bisa kita manfaatkan dalam bentuk PLB, jadi masuk ke Bali yang nanti disebar lagi kemana,” jelas Heru.

Lalu, PLB barang jadi, sebagai langkah awal untuk barang berupa minuman keras. “Selama ini miras di Singapura, kami inginnya itu dipindahkan dari Singapura ke Indonesia. Jadi nanti langsung dari penjualnya atau asalnya langsung datang ke Indonesia dalam partai besar, dan kemudian kami sebarkan, dan diawasi bersama,” ujar Heru.

Untuk industri IKM, ini dikembangkan lantaran pada waktu program penitipan borongan yang sudah dilaksanakan pada pertengahan tahun lalu menghasilkan dampak yang positif. “Mereka tertib, Siapa nanti yang akan me-suplai industri yang kecil? makanya kita minta PLB untuk suplai barang itu," imbuh Heru.

PLB yang tidak kalah penting yakni OLB khusus untuk barang ekspor komoditas, diamna didalamnya termasuk timah, karet, dan kopi.

“Kelebihan dari PLB adalah sentralisasi. Jadi kami bisa awasi bersama, Ini bukan proyeknya/fasilitas DJBC tapi fasilitasnya pemerintah Indonesia. Jadi yang memberikan dan mengawasi fasilitas adalah pemerintah Indonesia. kolektif kontrol,” kata Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×