kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelemahan ekonomi global akan menguji ketangguhan APBN 2020


Senin, 23 September 2019 / 19:14 WIB
Pelemahan ekonomi global akan menguji ketangguhan APBN 2020
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pertumbuhan konsumsi domestik dan investasi menjadi dua mesin utama yang diandalkan pemerintah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang dipatok 5,3% pada 2020.

Oleh karena itu, APBN 2020 diharapkan mampu menjadi instrumen fiskal yang menyokong dua kontributor pertumbuhan tersebut, di tengah gempuran sentimen buruk global yang makin kencang tahun depan.

Dalam rapat kerja Badan Anggaran DPR RI dan pemerintah serta Bank Indonesia (BI) hari ini, Senin (23/9), target pertumbuhan ekonomi dalam asumsi ekonomi makro APBN 2020 menjadi sorotan.

Baca Juga: Sejumlah fraksi di DPR kritik sejumlah poin di APBN 2020

Anggota DPR meragukan target tersebut dapat tercapai di tengah ancaman resesi global yang makin nyata. Anggota Banggar fraksi PKS Andi Akmal menilai, target pertumbuhan ekonomi tahun depan terlalu tinggi.

“PKS menilai pemerintah lamban dalam memperbaiki iklim investasi di Indonesia sehingga Indonesia tidak mampu mengambil peluang-peluang dari perkembangan ekonomi global,” tutur Andi.

Andi menyebut, perekonomian domestik saat ini juga sudah sangat bergantung pada faktor produksi asing. Mulai dari likuiditas, tenaga kerja, hingga bahan pangan.

Maman Abdurrahman mewakili fraksi Partai Golkar dalam rapat kerja tersebut mengapresiasi upaya pemerintah menyederhanakan berbagai regulasi untuk mendorong masuknya investasi asing langsung (FDI). Namun menurutnya, pemerintah masih harus terus menggenjot investasi sebagai solusi memperkuat pertumbuhan ekonomi.

“Jangan lupakan juga investasi domestik yang harus diberi stimulus-stimulus, antara lain melalui dukungan kebijakan moneter,” kata Maman.

Dari sisi belanja, Andi juga menilai peran belanja pemerintah pusat dalam APBN 2020 sebesar Rp 1.683,5 triliun masih terbilang rendah. Angka tersebut hanya berkisar 10% dari PDB, lebih rendah dari potensi sebenarnya yang diperkirakan sekitar 14% dari PDB.

Baca Juga: BPKH akan masuk ke instrumen investasi langsung pada tahun 2020

“Belanja transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) juga masih butuh penajaman untuk mencapai sasaran pembangunan terutama meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi ketimpangan masyarakat,” tutur Andi.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×