Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prediksi musim panen cabai pada sisa akhir tahun menjadi harapan untuk menekan inflasi. Maklum harga si merah biasanya membakar inflasi.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail Zaini menilai, harga cabai yang cenderung fluktuaktif pada Januari-Agustus 2019 akan terkendali di sisa tahun ini. Mikail bilang kemarau berkepanjangan akan beralih ke musim hujan pada September-Desember 2019 sehingga panen cabai meningkat dan inflasi terkendali.
“Pemerintah diharapkan bisa menjaga harga cabai, sehingga impor cabai pun terkendali,” kata Mikail kepada Kontan.co.id, Senin (2/8).
Baca Juga: Ekonom Bank Permata nilai inflasi Agustus terkendali karena faktor musiman
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Agustus 2019 sebesar 0,12% dan Inflasi Tahun Kalender 2019 adalah 2,48%. Sementara secara tahunan, inflasi Agustus 2019 tercatat sebesar 3,49%.
Kepala BPS RI Suhariyanto mengatakan komoditas cabai merah, cabai rawit dan emas penyumbang inflasi Agustus 2019. Adapun cabai merah mengalami inflasi 0,1% akibat penurunan suplai cabai merah. Kemudian, cabai rawit menyumbang kenaikan inflasi 0,07%.
MIkail meramal bila harga si merah bisa terjaga kemungkinan inflasi sampai akhir 2019 di level 3,4% atau masih di bawah target Bank Indonesia (BI) sebesar 3,5%. Catatan Mikail, barang bergejolak lainya tetap harus terjaga.
Baca Juga: BPS catat kelompok makanan jadi penyumbang inflasi bulan Agustus
Menurutnya selama harga minyak dan bensin murah dan tidak ada pencabutan subsidi, sehingga inflasi akan terkendali. Adapun pemerintah sampai saat ini belum mencabut subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
